Laman

Friday 30 November 2012

Palestina Diakui di PBB


Beberapa pekan lalu, Mohammad Shtayyah, pejabat senior Palestina, mengatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan secara resmi meminta PBB menetapkan Palestina sebagai negara bukan anggota (non-member state), berdasarkan perbatasan 1967.

Dan Alhamdulillah, pada hari kamis lalu (29/11/12) waktu Amerika Serikat (AS) status Palestina di PBB naik menjadi negara pemantau bukan anggota. Allahu Akbar!!!

Permintaan Mahmoud Abbas dan seluruh kaum muslimin tersebut hanya memerlukan suara mayoritas di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan besar kemungkinan akan disetujui. Alhamdulillah Palestina mendapat dukungan mayoritas sebesar 73,4% (138) dari total anggota majelis umum PBB. (arn)

Alhamdulillah, Palestina Diakui di PBB


Alhamdulillah, Palestina Diakui di PBB
Bendera Palestina di Stadion
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada Kamis (29/11) akhirnya mengakui peningkatan status Palestina sebagai negara pemantau non anggota. 

Berdasarkan hasil voting, Palestina mendapat dukungan mayoritas sebesar 138 anggota majelis umum PBB. Sementara itu, hanya sembilan negara anggota yang menolak dan 41 anggota lainnya memilih abstain. 

Dengan status barunya ini, Palestina dapat bergabung dalam organisasi PBB serta terlibat dalam perjanjian internasional. Ini bisa menjadi langkah maju guna mengupayakan jalur diplomasi mewujudkan kemerdekaan negaranya. 

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menilai peningkatan status ini bisa menjadi nafas baru menuju negosiasi damai dengan Israel. 

''Usaha kami ini tidak untuk mengakhiri proses negosiasi melainkan bertujuan mencoba napas baru untuk perundingan dan peletakan fondasi kuat acuan sesuai kerangka resolusi internasional yang sesuai,'' katanya seperti dikutip AFP. 

Bagi Israel, status ini bukan berarti ada pengakuan terhadap Negara Palestina. Negara zionis ini balik menuduh upaya tersebut dapat memicu terhenti bahkan rusaknya peta jalan damai keduanya. Penolakan Israel atas resolusi ini juga didukung sekutunya seperti Kanada dan AS.  

Setelah Vuk Jeremic, Presiden Pertemuan Ke-67 Sidang Majelis Umum, mengumumkan hasil pemungutan suara itu, sambutan meriah datang dari ruang Sidang Majelis Umum.

Banyak duta besar dan diplomat menyambangi untuk berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas guna menyampaikan ucapan selamat mereka.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Umi Lailatul


sumber: http://m.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/12/11/30/me9uwg-alhamdulillah-palestina-diakui-di-pbb

Thursday 29 November 2012

Penilaian Akhir 3 Besar Calon Rektor IPB 2013-2018


Hasil Akhir Penilaian 3 Besar Calon Rektor IPB 2013-2018 Tahap Akhir (Pembahasan di MWA IPB), dihadiri pula oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat (Ahmad Heryawan):

1. Herry Suhardiyanto (75,4%)
2. Asep Saefuddin (17,36%)
3. Muhammad Zairin (3,61%)

mesir dan turki



Rajab Thayyib Erdogan dan Muhammad Mursi Harus Diberikan Waktu dan Kesempatan

Turki selama puluhan tahun telah dihancurkan oleh kaum sekular Kemalis. Masjid-masjid diubah menjadi museum. Adzan harus mengunakan bahasa Turki. Wanita dilarang memakai busana Muslimah. Syariah Islam disirnakan dari kehidupan. Negara hancur karena korupsi. Turki tidak ditakuti lagi oleh Rusia, Inggris, dan Prancis. Sedang gerakan separatis terus dipompakan untuk semakin mencabik-cabik Turki.

Mesir kondisinya lebih buruk. Imperium Utsmaniyah telah menghancurkan Mesir sejak lebih dari dua ratus tahun lalu, ketika menjadikan Muhammad Ali sebagai gubernur di sana. Semua sendi kehidupan dihancurkan. Dengan tangan besi dia menindas rakyat Mesir. Di zamannyalah mulai dikirim orang-orang Mesir ke Eropa untuk dibaratkan dan disekularkan. Rifa'ah Ath Thahthawiy, Luthfi Al Munfaluthiy, dan seterusnya, adalah hasil proyeknya. Perancis dibawah kepemimpinan Napoleon melakukan ekspedisi penggalian peninggalan peradaban Fir'aunisme. Raja Fuad, Raja Faruq, Gamal Abdun Nasher, dan Husni Mubarak semakin memperburuk kondisinya. Kalaulah bukan karena rahmat Allah dan keberadaan Al Azhar Asy Syarif, niscaya masyarakat Mesir telah menjadi "abnaa` faraa'inah". Sekarang Muhammad Mursi diberikan kekuasaan oleh Allah, maka apakah kerusakan dan kehancuran yang sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun bisa diselesaikan dalam semalam?

Marilah kita lebih objektif dan fair. Janganlah karena masalah-masalah yang masih berkategori "maudhi'un nazhar" dijadikan alasan untuk mendiskreditkan seorang da'iyah. Apalagi sampai mengkafirkannya sebagaimana dilakukan kaum khawarij Indonesia. Insya Allah, bila Mursi bisa bertahan sampai lima tahun ke depan, maka kerusakan selama dua ratus tahun itu sudah bisa diperbaiki sebagian besarnya atau separuhnya. Saya anjurkan bagi antum yang ingin mengerti dan memahami kerusakan Mesir untuk menelaah kitab "Waaqi'unal Mu'aashir" yang ditulis Syaikh Muhammad Quthb. Dengan demikian antum akan menghentikan semua fitnah dan tuduhan zhalim..

Oleh: Ustadz Ibnu Luthfie At Tamaniy









Rajab Thayyib Erdogan dan Muhammad Mursi Harus Diberikan Waktu dan Kesempatan

Turki selama puluhan tahun telah dihancurkan oleh kaum sekular Kemalis. Masjid-ma
sjid diubah menjadi museum. Adzan harus mengunakan bahasa Turki. Wanita dilarang memakai busana Muslimah. Syariah Islam disirnakan dari kehidupan. Negara hancur karena korupsi. Turki tidak ditakuti lagi oleh Rusia, Inggris, dan Prancis. Sedang gerakan separatis terus dipompakan untuk semakin mencabik-cabik Turki.

Mesir kondisinya lebih buruk. Imperium Utsmaniyah telah menghancurkan Mesir sejak lebih dari dua ratus tahun lalu, ketika menjadikan Muhammad Ali sebagai gubernur di sana. Semua sendi kehidupan dihancurkan. Dengan tangan besi dia menindas rakyat Mesir. Di zamannyalah mulai dikirim orang-orang Mesir ke Eropa untuk dibaratkan dan disekularkan. Rifa'ah Ath Thahthawiy, Luthfi Al Munfaluthiy, dan seterusnya, adalah hasil proyeknya. Perancis dibawah kepemimpinan Napoleon melakukan ekspedisi penggalian peninggalan peradaban Fir'aunisme. Raja Fuad, Raja Faruq, Gamal Abdun Nasher, dan Husni Mubarak semakin memperburuk kondisinya. Kalaulah bukan karena rahmat Allah dan keberadaan Al Azhar Asy Syarif, niscaya masyarakat Mesir telah menjadi "abnaa` faraa'inah". Sekarang Muhammad Mursi diberikan kekuasaan oleh Allah, maka apakah kerusakan dan kehancuran yang sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun bisa diselesaikan dalam semalam?

Marilah kita lebih objektif dan fair. Janganlah karena masalah-masalah yang masih berkategori "maudhi'un nazhar" dijadikan alasan untuk mendiskreditkan seorang da'iyah. Apalagi sampai mengkafirkannya sebagaimana dilakukan kaum khawarij Indonesia. Insya Allah, bila Mursi bisa bertahan sampai lima tahun ke depan, maka kerusakan selama dua ratus tahun itu sudah bisa diperbaiki sebagian besarnya atau separuhnya. Saya anjurkan bagi antum yang ingin mengerti dan memahami kerusakan Mesir untuk menelaah kitab "Waaqi'unal Mu'aashir" yang ditulis Syaikh Muhammad Quthb. Dengan demikian antum akan menghentikan semua fitnah dan tuduhan zhalim..

Oleh: Ustadz Ibnu Luthfie At Tamaniy

sumber: hasanalbanna.com fan page fb

Wednesday 28 November 2012

Jihad untuk Palestina Fardhu Ain

Qardhawi, Mustafa Masyhur, Ahmad Yasin: “Jihad untuk
Palestina Fardhu Ain!”

Ulama dan pakar dunia Islam nyatakan aksi jihad, membantu
bangsa Palestina, membebaskan tanah suci Palestina dari
cengkeraman Zionis, adalah fardhu ain (kewajiban individu)
atas semua umat Islam di seluruh dunia. Mereka menyerukan
mobilisasi secara terbuka dan membuka pintu jihad dengan
berbagai bentuknya untuk Palestina.

Seruan jihad ini ditandantangani antara lain oleh Mursyid Am
Ikhwanul Muslimin Musthafa Masyhur, Ulama Islam Dr. Yusuf
Qardhawi, Ayatollah Husain Fadhlullah –Tokoh Islam Libanon-,
dan pimpinan gerakan perlawanan Islam Palestina Hamas Syaikh
Ahmad Yasin. Mereka menyatakan, “Termasuk dalam kerangka
tanggung jawab agama, historis dan mengingatkan kaum
muslimin serta pemerintahnya, bahwa jihad untuk membantu
rakyat Palestina dan upaya membebaskan tanah suci di
Palestina menjadi fardhu ain bagi seluruh umat Islam.”

Pernyataan itu juga menyerukan pemerintah semua negara Islam
untuk menyatakan mobilisasi umum dan jihad untuk membebaskan
tanah suci Palestina serta membantu bangsa yang dizalimi
akibat kebiadaban Zionis Israel. Selain itu, “Meminta
pemerintah negara Arab dan Islam untuk memutuskan suplai
minyak ke negara Zionis dan AS sebagai sekutu utama Israel
yang melakukan pembunuhan massal di Palestina.”

Mereka juga menyatakan agar untuk memutuskan semua hubungan
diplomatik, ekonomi dan keamanan, memutuskan semua hubungan
normalisasi dengan Israel dan menutup semua kantor kedutaan
besar Israel di seluruh dunia Islam.

Kepada seluruh umat Islam di berbagai negara dianjurkan
untuk terus melanjutkan aksi turun kejalan guna menyampaikan
dukungan dan solidaritasnya terhadap perjuangan dan
penderitaan rakyat Palestina pada hari Jum’at (12/4/2002).
Hari itu, mereka sebut sebagai hari kemarahan umat Islam
terhadap pembantaian Zionis atas muslim Palestina.
(na/aljazeera)

Kabar wafatnya Mustafa Masyhur


http://www.eramuslim.com/berita/dunia/211/15101643,4340,1,v.html


Syaikh Mustafa Masyhur, Mursyid 'Am Ikhwanul Muslimin
Meninggal Dunia
Publikasi 15/11/2002 10:16 WIB

eramuslim - Innalillahi wa innaa ilaihi rooji'uun.
Simpang-siur tentang berita wafatnya Mursyid 'Am Ikhwanul
Muslimin, Syaikh Mustafa Masyhur, beberapa hari lalu,
terjawab sudah. Ikhwanul Muslimin di Mesir resmi
mengumumkan, bahwa tokoh utama ikhwan itu telah meninggal
dunia, Kamis (14/11), dalam usia 83 tahun.

Syaikh Masyhur dirawat secara intensif di El-Nozha
Hospital, sejak Selasa, 29 Oktober lalu, setelah menderita
kelumpuhan otak. Rencana prosesi pemakaman tokoh
pergerakan yang telah menghabiskan usianya untuk
menegakkan syari'at Allah itu, akan dilakukan ba'da sholat
Jum'at hari ini (15/11), setelah jenazah almarhum
disholatkan di masjid Rabei'a El-Adwaia.

Tokoh ikhwan yang amat gigih mempertahankan prinsip itu,
lahir di desa El-Sa'dein, provinsi Shargeya, Mesir, pada
tahun 1919. Tahun 1942 almarhum menamatkan kuliahnya dari
Fakultas Sains, Universitas Kairo. Ia bergabung dengan
Ikhwanul Muslimin pada tahun 1930. Sebagai anggota ikhwan,
ia ikut berjuang dengan gigih melawan tentara penjajah
Inggris pada awal tahun 40-an.

Pada tahun 1948, Syaikh Masyhur dijebloskan ke penjara
selama 3 tahun, dan dibebaskan pada tahun 1951. Namun
tahun 1954, beliau ditangkap lagi bersama sejumlah
pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya setelah dituduh
melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Gamal
Abdul Naser. Walaupun sampai saat ini tuduhan itu tidak
terbukti. Atas tuduhan yang penuh rekayasa itu, Syaikh
Masyhur diganjar hukuman penjara selama 10 tahun.

Namun baru beberapa bulan setelah pembebasannya pada awal
tahun 1965, ia ditangkap lagi. Syaikh Masyhur dijebloskan
kembali ke dalam penjara tanpa proses pengadilan. Tahun
1971 ia dibebaskan, setelah Presiden Anwar Sadat
memberikan grasi pada seluruh tahanan politik Mesir.

Syaikh Masyhur termasuk salah seorang tokoh yang ikut
mengokohkan kembali struktur dan gerakan Ikhwanul Muslimin
setelah kepemimpinan ikhwan diserahkan kepada Syaikh Omar
el-Tilmisani.

Ia meninggalkan Mesir menuju Kuwait sebelum terjadi
gelombang penangkapan para pemimpin ikhwan pada tahun
1981. Kemudian dari situ ia terbang ke Jerman. Almarhum
menghabiskan waktunya selama 5 tahun di sana. Selama di
Jerman Syaikh Masyhur berhasil melegal formalkan
organisasi Ikhwanul Muslimin internasional hingga diakui
secara hukum.

Syaikh Masyhur kembali ke Mesir tahun 1986 sebelum
wafatnya Mursyid 'Am sebelumnya, Omar Tilmisani. Ia
kemudian ditunjuk sebagai wakil pemimpin umum (Mursyid
'Am), Hamid Abul-Nasr. Baru kemudian setelah itu, Syaikh
Masyhur diangkat sebagai Mursyid 'Am Ikhwanul Muslimin
tahun 1996, menyusul wafatnya Syaikh Abul-Nasr. (stn/iol)



http://www.islamonline.net/English/News/2002-11/14/article24.shtml


Muslim Brotherhood Guide-General Passes Away


Mustafa Mashhour

By Assem Kamal, IOL Staff

CAIRO, November 14 (IslamOnline) - The Muslim Brotherhood
Guide-General Mustafa Mashhour passed away Thursday,
November 14, at the age of 83.

Mashhour was admitted to intensive care unit in El-Nozha
Hospital Tuesday, October 29, after suffering a brain
stroke.

The funeral will issue from Rabei'a El-Adwaia mosque after
Friday's prayer November 15.

Mashhour was born in 1991 in El-Sa'dein village in
Sharqeya Goveronrate and in 1942, he graduated from the
Faculty of Science, Cairo University.

He joined the Muslim Brotherhood in the 1930s and as a
member of the movement's body, resisted the British
occupation in the early 1940s.

In 1948, Mashhour was sentenced to a three-year prison
term before he was acquitted in 1951.

He was arrested later in 1954 along with scores of Muslim
Brotherhood leaders after an attempt on the life of late
President Gamal Abd el-Nasser which the president blamed
on the Muslim Brotherhood.

Mashhour was slapped a ten-year imprisonment term.

He was arrested a few months after his release in early
1965 and remained in prison without trial. He only came
out in 1971 after late President Anwar Sadat pardoned all
political prisoners.

Mashhour participated in re-building the Muslim
Brotherhood after Omar el-Tilmisany was named its
Guide-General.

He left Egypt for Kuwait before the arrest of Muslim
Brotherhood leaders in 1981.

He then flew to Germany where he spent five years during
which he formed the international Muslim Brotherhood group
and drafted its bylaws.

Mashhour returned to Egypt in 1986 before the death of
Tilmisany.

He was named deputy to then Muslim Brotherhood
Guide-General Hamed abul-Nasr.

Following the death of Abul-Nasr in 1996, Mashhour was
named the new Muslim Brotherhood Guide-General.

Mustafa Masyhur – Jalan Dakwah : Beberapa Halangan Di Atas Jalan Yang Kita Lalui (1)


BAB 8
Beberapa Halangan Di Atas Jalan Yang Kita Lalui (1)
Jalan dakwah adalah jalan yang mulia dan mahal. Sesungguhnya itulah jalan syurga dan diredhai Allah, itulah jalan Allah. “Hai Tuhan kami, tetapkanlah tapak-tapak kaki kami di atas jalanMu”. Dia itu adalah jalan yang dipenuhi dengan segala perkara yang dibenci oleh hawa nafsu dan bukanlah merupakan jalan yang ditaburi bunga-bunga yang mewangi. Beberapa banyak rintangan yang menghalang dan beberapa banyak penyelewengan yang mungkin terjadi dalam beberapa aspek yang menjauhkan orang yang berjalan di atasnya dari jalannya.
Seorang Muslim yang telah menyedari pengertian iman di dalam dirinya dan hatinya merasa bertanggungjawab terhadap Islam mestilah mencari-cari jalan dakwah yang hendak dilaluinya. Dia mestilah mengetahui manhaj atau cara bekerja dan beriltizam dengannya. Setelah itu dia wajib mempunyai pengetahuan mengenainya mempunyai kesedaran dan keyakinan supaya dia tidak mudah tergelincir dan terpesong. Supaya dia tidak tersungkur dengan satu halangan.
8.1 Di Antara Rintangan dan Penyelewengan
Terdapat perbezaan yang jelas di antara rintangan dan penyelewengan. Jalan yang menyeleweng itu membawa orang yang melaluinya terpesong dari jalan yang sahih. Maka selagi dia tidak berusaha memperbaiki dirinya dan meninggalkan penyelewengannya, semakin hari dia akan bertambah jauh dari jalan sebenar terutamanya oarng-orang yang berkobar-kobar semangatnya. Ada kalanya dia susah untuk kembali semula ke jalan yang sahih dan lurus kecuali dia mendapat rahmat dari Allah s.w.t.
Sekiranya kita membuat tinjauan, nescaya kita akan dapati beber golongan dari kelompok-kelompok Islam yang pelbagai rupa, bentuk namanya itu lahir dan muncul di dalam sejarah perkembangan dakwah Islam, adalah lahir dari penyelewengan fikrah dan harakah.
Rintangan-rintangan itu biasanya melintangi di tengah-tengah jalan dakwah, merintangi para da’i, menahannya, melemahkan keazaman, mengelirukan fikirannya, merosakkan usaha dan natijah dakwahnya dan menjadikan seperti orang lain yang tidak mempunyai bekas, tidak mempunyai pengaruh dan tidak bernilai langsung.
Penyelewengan dan rintangan itu berupa ujian dan halangan yang biasanya menimpa orang-orang yang beriman. Berdasarkan firman Al yang bermaksud:
“Alif Lam Mim. Adakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan sahaja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orana yang berdusta”.
Al-Ankabut: 1-3
Setelah kita menyentuh mengenai penyelewengan di dalam tajuk yang lepas, kita akan menyentuh pula tentang rintangan-rintangan ini di dalam tajuk ini memandangkan sebahagian dari saudara saya yangdimuliakan telah mengingatkan saya bahawa pembicaraan mengenai penyelewengan ini sangatlah penting kerana berbahaya, lebih-lebih lagi di masa ini dalam sejarah dakwah Islam, memerlukan penjelasan yang lebih lanjut lagi. Oleh itu kita akan kembali membincangkannya setelah kita selesai membicarakan tentang rintangan-rintangan itu. Wabillah hittaufik.
8.2 Rintangan-rintangan dan Halangan-halangannya
8.2.1 Manusia Meninggalkan Dakwah
Rintangan pertama di jalan dakwah yang dihadapi oleh para duat ialah manusia berpaling dari mereka dan tidak mempedulikan mereka kecuali yang telah diberi hidayat oleh Allah. Sekiranya dugaan-dugaan sedemikian rupa membuat mereka merasa susah, melemahkan keazaman mereka dan mereka tidak berpuas hati dengan sambutan yang telah diperolehi, maka dia telah gagal di permulaan jalan dakwah. Janganlah diharapkan lagi mereka ini untuk meneruskan jalannya bersama angkatan para pendokong dakwah kepada Allah.
Wajiblah setiap orang yang melalui jalan dakwah ini mempersiapkan dan memantapkan dirinya di atas jalan dakwah, walau bagaimana susah pun. Dia mestilah dapat memahami bahawa untuk mendapat sambutan dan mencapai hasil yang memuaskan bukanlah satu perkara yang mudah kerana pendokong dakwah itu menyeru manusia kepada perkara yang berlainan dengan kehendak nafsu mereka, mengajak mereka meninggalkan beberapa kepercayaan yang sesat dan berbagai-bagai adat lapuk jahiliah.
Lantaran itu, para da’i mestilah bersabar dan terus bersabar dalam menyampaikan dakwah walaupun berpaling daripadanya atau tidak memberi perhatian terhadap dakwahnya. Kita mengambil teladan dan qudwah hasanah pada diri Rasulullah s.a.w. di dalam urusan dakwah ini kerana baginda adalah manusia yang paling tinggi, ideal dan paling mulia bagi para pendokong yang menyeru manusia pada jalan Allah. Dari sirah Rasul, kita dapati baginda terus menawarkan diri dan dakwahnya kepada kabilah-kabilah dan suku-suku bangsa Arab di pasar-pasar walaupun mereka berpaling dari baginda malah mereka mempersenda-senda dan menganggu baginda. Baginda juga merantau ke beberapa ternpat yang jauh dan mengalami berbagai-bagai kesulitan semasa menyampaikan dakwah Islam.
Kita juga dapat mengambil teladan yang baik di dalam pengertian ini dari kisah-kisah yang dihidangkan oleh Al-Quran tentang bagaimana unggulnya kesabaran nabi Nuh a.s. dalam menyeru kaumnya kepada agama Allah. Dia sanggup bertahan dalam menyeru mereka kepada Allah selama 950 tahun walaupun mereka berpaling daripada baginda menganggu baginda. Firman Allah:
“Nuh berkata: ‘Ya Tuhan ku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang maka seruanku itu hanyalah menambah meraka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sombongnya. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan terang-terangan kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan cara rahsia”. Nuh: 5-9
Demikianlah kesungguhan dan kesabaran nabi Nuh tatkala menyeru kaumnya kepada Allah siang dan malam, secara rahsia dan terang-terangan tanpa jemu dan putus asa.
Kita juga mendapat ibarat dan pengajaran dari kisah nabi Yunus; dengan kaumnya. Dia meninggalkan kaumnya dengan perasaan kerana mereka berpaling daripadanya dan tidak menyambut seruannya lalu Allah memberikan pengajaran kepadanya (ditelan ikan Nun). Ini juga iktibar dan pengajaran kepada para pendokong dakwah kepada Allah.
“Kewajipan Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan”.Al-Ma’idah: 99
Para duat ila Allah diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada manusia. Mereka tidak dipertanggungjawabkan akan keberhasilannya dan hanya Allah s.w.t. sahaja yang berkuasa memberi hidayah.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada seorang yang kamu kashi, tetqapi Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakiNya”. Al-Qasas: 56
Wahai saudara tatkala kamu menyeru manusia kepada Allah dan orang itu menerimanya dengan segera, itu adalah semata-mata kerana kurniaan Allah. Sebaliknya jika dia menolak dakwah dan berpaling darimu mungkin pada satu hari kelak dia teringat apa yang telah kamu serukan kepadanya lalu dia sedar dan kembali kepada jalan Allah dan saudara hanyalah menjadi faktor penyebab kepada hidayahNya. Sekiranya dia terus mabuk di dalam kesesatannya dan kebodohannya walaupun kamu telah memberikan berbagai hujah di atasnya maka kamu telah menunaikan kewajipan kamu terhadapnya.
Kita mestilah menyedari hakikat bahawa orang yang kita seru kepada Allah dan kebaikan itu sebenarnya sedang berada di dalam keadaan lupa dan lalai. Oleh itu mereka tidak sedar dan tidak insaf. Orang seperti itulah yang utama diseru dan diberi peringatan sehingga mereka sedar dan ingat kembali. Janganlah kita menyangka bahawa sambutan mereka yang pertama kepada dakwah telah mencukupi dan memadai untuk meneruskan dan mengekalkan kesedaran mereka terhadap tugas mereka kepada Allah dan kepada Islam supaya mereka terus berjalan di atas  sirat al-mustaqim. Sekiranya kamu membiarkan mereka beberapa ketika tanpa peringatan, pendidikan dan tanpa bimbingan seterusnyq berkemungkinan mereka akan kembali semula kepada suasana lupa dan lalai. Lantas kita menyangka bahawa mereka telah berpaling dari kita dan dari dakwah Islam padahal pada hakikatnya, kitalah yang melupakan mereka dan mencuaikan mereka. Jadi kitalah sebenarnya yang bersalah.
8.2.2  Persendaan dan Ejekan
Tabiat diri kita mudah marah apabila dipersendakan dan diganggu oleh orang lain. Berkat naungan Islam pada umumnya dan penglibatan dalam bidang dakwah pada khususnya itu diwajibkan melatih diri kita supaya menerima segala gangguan, persendaan dan penghinaan yang menimpai kita di jalan dakwah Islam. Sebenarnya semua ini tidak sedikitpun mengurangi darjah kemuliaan kita. Ambillah uswah hasanah (contoh teladan) yang baik dari diri Rasulullah s.a.w. sendiri yang telah menerima pelbagai persendaan, ejekan dari kaum musyrikin. Mereka telah melemparkan baginda dengan berbagai tuduhan palsu malah menuduh baginda sebagai pendusta, tukang sihir dan orang gila. Lebih dari itu mereka mengganggu, menyiksa, memujuk baginda, akhir sekali mereka menawarkan kepada baginda berbagai kemewahan hidup yang istimewa, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah s.a.w. Mereka mengusir baginda dari negeri baginda tetapi semuanya itu tidak memalingkan-baginda dari dakwah, bahkan baginda terus mengembangkan dakwahnya dengan lebih giat lagi sambil berdoa kepada Allah supaya Allah memberi hidayah kepada mereka, dengan bersabda:
“Hai Tuhanku berikanlah kepada mereka kerana sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui”.
Dengan uslub al-hakim (cara yang bijaksana) seperti itu Rasulullah s.a.w. telah berjaya menawan beberapa hati yang tadinya tertutup dan menarik beberapa ramai manusia kepada Islam yang tadinya berpaling daripada baginda dan yang selama ini menentang baginda. Benarlah Allah Yang Maha Agung apabila berflrman bermaksud:
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru manusia kepada Allah dan beramal soleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri”. Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Dan tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar”.
(Fusillat: 33-3)
Para da’i tidaklah boleh sekali-kali marah kepada dirinya. Janganlah dijadikan persendaan dan gangguan manusia kepadanya sebagai satu satu sebab yang membawa dia berpaling dari tugas yang mulia ini atau menyebabkan dia berhenti dari usaha dakwah, jadilah kamu seperti apa yang dikatakan oleh Imam As Syahid Hassan al-Banna:
“Jadilah kamu dengan manusia seperti pokok buah-buahan yang mereka lempari dengan batu tetapi pokok itu sebaliknya melmpari manusia dengan buah-buahnya”.
8.2.3 Penyiksaan
Penyiksaan dari puak jahiliah terdiri dari berbagai rupa dan warna dan datang dari berbagai-bagai sudut. Penyiksaan terhadap jasmani, rohani dan gangguan terhadap harta, ahli keluarga dan masyarakat, ataupun pemerintah yang sedang berkuasa yang zalim. Mereka inilah semuanyg yang diseru kepada Allah s.w.t. supaya kembali kepada Islam. Ataupu gangguan-gangguan itu datang dari musuh-musuh Allah dan penganuti kebatilan dari markas kelemahan mereka. Kita tidak berkata dari markas kekuatan mereka kerana mereka sebenamya lemah, apabila mereka tidak dapat mematahkan hujah-hujah pendokong dakwah Islam, mereka menggunakan cara yang lemah iaitu dengan menerkam, memukul, mencengkam dengan kuku besi mereka dan menyiksa para pendokong kebenaran kerana mereka menganggap dan menyangka bahawa kekejaman, pembunuhan dan penyiksaan mereka yang tidak berperikemanusiaan itu akan menghapuskan suara kebenaran ataupun memadamkan nur Ilahi dan sinar Islam. Tetapi sangkaan mereka pasti menemui kegagalan.
“Mereka mahu memadamkan nur Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah enggan kecuali menyempurnakan cahayanya walaupun dibenci oleh orang-orang kafir”. At-Taubah: 32
Inilah dia sunnah Allah dalam dakwah untuk pendokong dakwah yang telah berlaku, yang sedang berlaku dan akan terus berlaku sepanjang umur manusia di muka bumi ini.
“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dam kesengsaraan, serta digoncangkan (bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah bahawa sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. Al-Baqarah:214
Jadi apabila para du’at tidak redha menerima gangguan dan penyiksaan seperti ini, tidak sabar menanggung sengsara, tidak mengharapkan pahala dari Allah dan hanya mengutamakan kenyamanan ‘afiat dan keselamatan. Gejala ini akan menimbulkan akibat yang merugikan agamanya, merugikan kedudukannya dalam menegakkan kebenaran, malah ia redha duduk dan tinggal bersenang-senang di rumahnya menjauhkan diri dari jihad dan dakwah. Tidak mahu lagi meneruskan perjalanan di jalan dakwah dan tidak mahu lagi mengumandangkan suara dakwah dan kebenarannya. Akhirnya dia mengalami kekalahan yang total di dalam melintasi rintangan itu. Dengan sendiri dia mengharamkan dirinya dari mencapai kemuliaan angkatan mujahidin dan ketinggian darjah pendokong dakwah. Allah pasti menggantikannya dengan orang lain yang lebih redha berjihad pada jalan Allah tanpa takut kepada cercaan sesiapa pun.
“Dan jika kamu berpaling nescaya Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” Muhammad: 38
Pada hakikatnya Allah Maha Kaya dari kita dan jihad kita.
“Barangsiapa yang berjihad maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam).” Al-Ankabut: 6
Oleh kerana itu wajiblah ke atas para da’i ilallah memperkuat azam mereka, mengukuhkan kemahuan mereka sejak bermulanya langkah pertama di atas jalan dakwah. Bersedia menanggung segala sengsara dan gangguan dari manusia, meminta bantuan hanya kepada Allah mengutamakan apa yang ada di sisi Allah, membulatkan keyakinan dan mempercayai dengan sepenuh jiwa raga bahawa segala bala bencana asalkan bukan neraka adalah baik belaka. Maka janganlah menyerah kalah berhadapan dengan kebatilan yang sedang menggug dan mengancamnya. Sesungguhnya pada Rasulullah itu ada teladan yang baik. Qudwah hasanah yang telah ditunjukkan oleh sahabat-saha Rasulullah s.a.w. di dalam menanggung sengsara penyiksaan dan gangguan tetapi bersabar di atasnya sepatutnya menjadi ikutan. Bersama kesusahan itu ada kesenangan dan bahawa gangguan dan gigitan itu merupakan alamat baik dan berita gembira dan kemenangan serta pertolongan dari Allah.
“Dan sesungguhnya telah didustakan Rasul-rasul sebelum kamu akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan terhadap mereka, sampai datang pertolomgan kami kepada mereka. Tidak ada seorang pun yang dapat merubah kalimah-kalimah (janji) Allah”. Al-An ‘aam: 34
8.2.4 Kelapangan dan Kesenangan Selepas Kesusahan
Para pendukung dakwah yang muslim, pada biasanya mampu menghadapi bukit-bukit rintangan yang telah lalu yang berupa penolakan manusia, persendaan mereka serta gangguan dan penentangan mereka. Dengan penuh kesabaran, ketahanan, kesedaran dan kewaspadaan mereka mengumpulkan segala tenaga yang ada pada mereka untuk menghadapi cabaran pihak-pihak pendokong kebatilan jahiliah dan akhirnya mereka mencapai kejayaan. Kekuatan, kemahuan dan jiwa mereka tidak pernah lemah dan luntur walaupun menghadapi kesusahan hidup, kerosakan dan keburukan suasana serta pelbagai gangguan dan penindasan dari pihak yang menentang dakwah. Sehingga akhirnya Al­lah menghapuskan kesusahan, kesulitan dan meringankan tekanan dan gangguan sama ada seluruhnya atau sebahagian daripadanya. Biasanya pertolongan Allah ini akan mengurangi kepayahan dan keletihan serta menimbulkan kerehatan dan kelapangan untuk ketenangan saraf dan ketenteraman jiwa demi memperbaharui kegiatan dan kecergasan. Di sinilah lahirnya pula satu bukit halangan yang tidak terduga. Ketenangan jiwa, ketenteraman warna suasana penuh kerehatan dan kelapangan kadang-kadang melalaikan kita, lantas kita menyerah kepadanya dan terus terlelap dan enak di dalamnya. Terutamanya apabila kerehatan dan kelapangan itu disertai oleh kemewahan atau kesenangan hidup.
Kadang-kadang orang yang terdedah kepada bentuk rintangan seperti ini akan mencari-cari dan mereka-reka berbagai alasan untuk membenarkan tindakannya yang tidak sesuai dengan harakah dan merugikan dakwah Islam dan jihad. Sikap ini hanyalah semata-mata bertujuan untuk mengurangkan tekanan jiwa lawwamahnya (jiwa yang menyesali). Akhirnya kerehatan dan kelapangan yang terbuka itu menjadi sempurna tanpa sebarang tekanan. Oleh kerana itu, pendokong dakwah yang benar janjinya kepada Allah dan benar niatnya untuk berdakwah dan telah menjual dirinya dan hartanya kepada Allah, mestilah menyedari dan menginsafi perkara ini dan hendaklah berterusan melepasi rintangan demi rintangan tanpa tersangkut dan tersungkur padanya. Saudara-saudaranya pula mestilah menarik tangannya dan menolongnya untuk bangkit kembali meneruskan jihad dan perjuangannya di jalan Allah. Dakwah Islam sentiasa memerlukan usaha dan tenaga yang maksima supaya bidang dakwah sentiasa subur dan mekar. Alhamdulillah.
Kemenangan dan kelapangan yang terluang tadi hanyalah merupakan alat (peluang) untuk memperbaharui kekuatan, kegiatan.
“Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah” Al-A’raaf:58

Sumber: http://sufida.wordpress.com/pesanan/mustafa-masyhur/mustafa-masyhur-jalan-dakwah-beberapa-halangan-di-atas-jalan-yang-kita-lalui-1/

Mustafa Masyhur

Mustafa Masyhur; Mursyid Am kelima Ikhwanul Muslimin
Kehidupan beliau
Beliau lahir pada tanggal 15 September tahun 1921 di kota As-Sa’din dari kota Manya al-qamh, propinsi Timur. Ikut dalam belajar pada penulis desa sejak dua tahun. Kemudian masuk sekolah dasar di desanya, kemudian masuk sekolah I’dad di Manya Al-Qamh, lalu sekolah tsanawiyah (setingkat SMA) di Zaqaziq, setelah tinggal di Zaqaziq selama dua tahun mengikuti sekolah tsanawiyah, beliau pindah ke Kairo dan menyempurnakan sekolah tsanawiyahnya di sana, lalu masuk kuliah di universitas Kairo kuliah al-ulum, dan tamat pada tahun 1942.

Mengenal jamaah Ikhwanul muslimin pada tahun 1936.
Setelah lulus kuliah, beliau ditempatkan wajib militer pasukan udara dengan tugas “spionase udara”, kemudian pindah ke Alexandria, untuk menghabiskan waktu satu tahun dalam latihan, kemudian kembali ke Kairo untuk melakukan tugas sebagai pembawa berita melalui udara.
Pada bulan Juni tahun 1954 beliau di pindah kerjakan ke Marsa matruh dan disana beliau ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara perang.
Lalu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan diwajibkan kerja paksa, kemudian dipindahkan ke daerah Liman Torh dan dimasukkan ke dalam penjara lumpur.
Pada tahun 1965 beliau kembali dipenjara; hingga akhirnya dibebaskan pada masa presiden Anwar Sadat dan memangku jabatan penting sebagai Mursyid Am Ikhwanul Muslimin setelah meninggalnya ustadz Muhammad hamid Abu An-Nasr pada tahun 1996
Ketika beliau pindah ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan disana, saat beliau shalat di masjid suatu kampung tempat beliau tinggal, beliau melihat salah seorang jamaah memberikan majalah yang bernama “At-Ta’aruf”, dan mendengar pengumuman adanya pelajaran di masjid tersebut dan beliau diajak untuk menghadirinya, lalu beliau hadir dan mendengar salah seorang dari anggota Ikhwan berbicara tentang Islam, dan membuatnya sangat kagum akan penyampaian tersebut dan berambisi untuk terus menghadirinya.
Dan dalam satu masjid tersebut di umumkan bahwa imam Al-Banna akan memberikan pelajaran pada hari selasa di kota Al-Hilmiyah, maka ustadz Mustafa datang menghadirinya, dan sangat kagum dengan penyampaian ustadz Al-Banna, dan berambisi untuk terus mengikutinya, dan pada akhirnya beliau masuk menjadi anggota Ikhwan pada tahun 1936 dan berbaiat untuk komitmen dengan dakwah Ikhwan.
Kesaksian beliau atas perbedaan antara Ikhwan dan pasukan revolusi
Pada masa pemerintahan Abdul Naser yang berambisi untuk menjadi sosok tersendiri dalam revolusi, dan berhasil menjatuhkan pemerintahan Muhammad Najib, karena secara pangkat beliau lebih tinggi, lalu memberantas anggota dan pengikut jamaah Ikhwan padahal mereka adalah orang-orang yang berhasil melakukan revolusi dengan kader-kadernya dalam struktur tentara, sehingga terjadilah penangkapan atas mereka dan terjadilah pergolakan oleh senjata tentara, sehingga akhirnya para Ikhwan dapat bebas dan langsung pergi menuju Mursyid Ikhwanul Muslimin yang pada saat itu di pimpin oleh Hasan Al-Hudaibi dan meminta sikap terhadap apa yang terjadi.
Terjadinya krisis antara Ikhwan dan kelompok revolusi membuahkan berbagai penangkapan, dan dibebaskan kembali pada tahun 1954.
Dan pada tahun 1954 terjadi di kota Al-Mansyiah dan Abdul Naser menuduh mereka melakukan rekayasa peristiwa tersebut dan akhirnya 6 orang di antara mereka dijatuhi hukuman mati, diantaranya Abdul Qadir Audah, Syeikh Muhammad Faragalli, Yusuf Thal’at, Ibrahim At-Tayyib, Handawi Duwair dan Muhammad Abdul Latif”.
Mustafa Masyhur dalam penjara
Pada bulan Juni tahun 1954 beliau dipindah tugaskan ke daerah Marsa Matruh, namun di sana beliau ditangkap dengan tuduhan berada di balik kejadian Al-Mansyiah dan dimasukkan ke dalam penjara perang.
Dan pada tahun 1955 dijatuhi hukuman 10 tahun dengan kewajiban melakukan kerja paksa atas tuduhan dengan masalah yang dikenal dengan sebutan “Masalah mobil Al-Jiip” dan beliau menjalani hukuman tersebut dengan penuh.
Pada tahun 1965 presiden Abdul Naser mengeluarkan keputusan untuk menangkap seluruh orang yang sebelumnya pernah ditangkap, dan keputusan tersebut tetap bertahan hingga akhirnya Abdul Naser wafat dan mereka dilepaskan pada masa pemerintahan Anwar Sadat.
Kesaksian beliau pada peristiwa pembantaian di Torroh
Ustadz Mustafa masyhur berkata: “Pada tahun 1957 Abdul Naser merencanakan untuk mengulingkan raja Husain dari singgasananya melalui para tentara Ikhwan di Jordania, namun rencana tersebut berhasil tercium, sehingga akhirnya mereka gagal melakukannya, dan sang raja melakukan pembalasan atas perbuatan tersebut, sehingga diantara mereka ada yang dipenjara di Torroh. dan di tempat tersebut para ikhwan dipaksa kerja diatas gunung untuk memecahkan batu, dan ada diantara mereka yang sakit diberikan keterangan dokter agar tidak ikut naik gunung.
Pada suatu hari dikeluarkan keputusan seluruh napi harus naik ke gunung, baik yang sehat atau yang sakit, maka para Ikhwan pun keheranan akan keputusan tersebut, dan menanyakan sebabnya sehingga merekapun tidak mau keluar.
Namun seketika itu muncul sekelompok orang tentara membawa senjata dan masuk pada sekelompok Ikhwan melalui terowongan dan parit, lalu melepaskan tembakan atas mereka secara brutal dan keji, sehingga sebanyak 21 orang anggota Ikhwan terbunuh, kejadian tersebut disebut dengan nama “Pembantaian Torroh”.
Wafatnya beliau
Beliau wafat pada hari Selasa tanggal 29 Oktober tahun 2002 pada usia 83 tahun.
Karangan-karangan beliau
• Al-jihad huwa as-sabil
• Tasaulat ala thariq ad-dakwah
• Munajat ala at-thariq
• Muqawwimat rajulul aqidah ala thariq ad-dakwah
• Wihdatul amal al-islami fi al-qatrul wahid
• Zaad ala at-thariq
• Al-qudwah ala thariq ad-dakwah, ad-dakwah al-fardiyah
• Al-hayah fi mihrab as-shalat al-islam huwal al-hall, min fiqh ad-dakwah
• Al-qaid al-qudwah wa mutathallibatuhu baina ar-rabbaniyah wal madiyah
• Qadhaya asasiyah ala thariq ad-dakwah at-tiyar al-islami wa dauruhu fi al-bina
• Qadhiyah azh-zhulm fi dhaui al-kitab wa as-sunnah
• Thariq ad-dakwah baina al-ashalah wa al-inhiraf min at-tiyar al-islami ila Sya’b misr

Sumber: http://mnurmusa.wordpress.com/2011/07/01/mustafa-masyhur/

Asy-Syahid Mustafa Masyhur : “Mursyidul-Am Ikhwan dalam kenangan”


(RENTETAN PERJUANGAN DAN KISAH KEMATIANNYA)
mustafaBulan November menyaksikan ramai tokoh gerakan Islam meninggal dunia. Lebih kurang 70 tahun yang lalu, bumi Palestin menyaksikan Syeikh Izzuddin Al Qassam dibunuh syahid oleh penjajah Britain.
Pada 1985, Ustaz Ibrahim Libya dan 13 anak muridnya dibunuh di Kampung Memali. Empat tahun kemudian (1989) Dr Abdullah Azzam pula di bunuh syahid di Peshawar, Pakistan. Semua ini berlaku pada bulan November.
Tetapi kematian tokoh Islam yang berlaku beberapa hari lalu agak berbeza dengan tokoh-tokoh sebelumnya. Ini kerana tokoh ini menghembuskan nafasnya dalam bulan November yang juga bulan Ramadhan yang penuh barakah. Lebih dari itu, tokoh ini meninggal dunia ketika umat Islam sedang bersiap-siap untuk mempertingkatkan ibadat di malam Jumaat. Jika orang lain meninggalkan wasiat berkaitan harta kepada anak-anak, maka tokoh ini sempat menulis wasiat kepada seluruh umat Islam supaya berjuang membebaskan Baitul Maqdis dan Palestin daripada penjajahan Yahudi.
Tokoh yang dimaksudkan ini ialah Ustaz Mustafa Masyhur, Mursyidul-Am Ikhwanul Muslimin yang kelima. Setelah enam tahun memimpin gerakan Islam yang tertua dan terbesar di dunia ini, beliau dipanggil ilahi dengan penuh kemuliaan.
Ustaz Mustafa, 81, dilahirkan pada 15 September 1921 di Kampung Saadiyyin, Muhafazah Syarqiyyah, Mesir. Beliau terdidik di dalam suasana keluarga yang berpegang teguh dengan agama.
SERTAI IKHWANUL MUSLIMIN
Al Marhum menyertai jamaah Ikhwanul Muslimin lapan tahun selepas penubuhannya iaitu pada tahun 1936. Kisah penyertaannya ke dalam jamaah berkenaan agak menarik. Ketika berhijrah ke Kaherah, beliau sering mengunjungi sebuah masjid berhampiran kediamannya. Suatu hari, ketika di masjid, beliau melihat seorang lelaki sedang menyebarkan risalah yang mengiklankan ceramah agama di sebuah masjid.
Atas sifatnya yang sangat cintakan ilmu dan majlis pengajian agama, beliau menghadirkan diri ke majlis berkenaan. Di penghujung pengajian, penceramah berkenaan mengumumkan bahawa seorang tokoh ulamak ternama, Ustaz Hasan Al Banna akan berkunjung ke situ untuk menyampaikan ceramah. Sekali lagi timbul perasaan di hati Ustaz Mustafa untuk menghadiri majlis berkenaan.
Di pendekkan cerita, disebabkan kagum dengan kedua-dua ceramah inilah beliau membuat keputusan untuk menyertai gerakan Ikhwanul Muslimin.
Ikhwan Muslimin ditubuhkan oleh Mursyidul Amnya yang pertama, Hasan Al Bana empat tahun selepas kejatuhan Khilafah Othmaniyyah Turki (1924) iaitu pada tahun 1928. Pengaruh Ikhwan tersebar ke seluruh dunia Arab dan sebahagian negara umat Islam.
Matlamat perjuangan Ikhwan ialah berjuang untuk menegakkan negara Islam tanpa kekerasan. Di samping itu mereka berjuang untuk melakukan perubahan dan pembaikan politik dan ekonomi secara berperingkat. Ikhwan turut mementingkan sudut tarbiyyah bagi memastikan ahli-ahlinya berpegang teguh dengan ajaran Islam yang sebenar.
Pengaruh Ikhwan sangat besar. Bahkan penubuhan jamaah, parti dan gerakan Islam di seluruh dunia adalah rentetan daripada penubuhan Ikhwan.
Kini Ikhwan Muslimin menguasai 17 daripada 454 kerusi parlimen Mesir di samping banyak kerusi lain di beberapa negara Arab.
Ustaz Mustafa sangat kagum dengan perjuangan Islam yang dibawa oleh Ikhwan. Daripada sebagai ahli biasa, hinggalah akhirnya dipilih sebagai pemimpin tertinggi.
Beliau menjalankan amanah memegang jawatan Mursyidul Am yang disandangnya sejak 1996 hinggalah keadaannya yang sudah tidak berdaya lagi pada 29 Oktober lalu. Sejak itu, jawatan berkenaan dipangku oleh Ustaz Makmun Hudhaibi. Berkemungkinan beliau akan dipilih sebagai Mursyidul Am dalam pemilihan yang akan diadakan beberapa hari lagi.
Makmun, 83, ialah anak kepada Mursyidul Am Kedua selepas Hasan Al Bana, Hasan Hudhaibi (1950-1973). Makmun pernah menjadi ketua hakim di Kaherah serta pernah mengetuai 37 calon Ikhwanul Muslimin menyertai pilihanraya Dewan Rakyat (Parlimen) pada tahun 1973.
UJIAN
Dalam menjalankan amanah jamaah dan amanah agama, Ustaz Mustafa pernah dipenjarakan beberapa kali pada zaman pemerintahan Jamal Abdun Nasir dan kali terakhir ialah pada tahun 1965 hingga 1971 (enam tahun). Sebaik sahaja Anwar Sadat mengambil-alih pemerintahan, beliau memberikan keampunan kepada ramai anggota Ikhwan yang dipenjara. Mustafa termasuk di kalangan mereka yang dibebaskan.
Walaubagaimanapun, Sadat cuba menangkapnya kembali. Untuk menyelamatkan diri, beliau berhijrah ke Kuwait beberapa ketika sebelum operasi penangkapan beramai-ramai dilakukan pada tahun 1971. Beliau kemudian tinggal di Jermen selama lima tahun dan di sana beliau mengatur gerakan menyebarkan pengaruh Ikhwan ke seluruh dunia.
Beliau pulang ke Mesir beberapa ketika sebelum Mursyidul Am ketika itu, Syeikh Umar Tilmisani meninggal dunia. Jawatan Mursyidul Am kemudiannya diambil-alih oleh Syeikh Hamid Abun Nasr dan Mustafa menjadi timbalannya.
Setelah Syeikh Hamid meninggal dunia pada tahun 1996, Syeikh Mustafa Masyhur dilantik sebagai penggantinya. Februari lalu (2002) beliau sekali lagi dipilih untuk meneruskan khidmatnya sebagai Mursyidul Am. Pemilihan tersebut dibuat selepas Ikhwan membuat pindaan tempuh khidmat Mursyidul Am kepada enam tahun.
Ustaz Mustafa turut diundang menyampaikan ceramah di serata dunia. Bahkan ketika permulaan krisis selepas kemenangan mujahidin di Afghanistan, beliau mengetuai delegasi pemimpin-pemimpin gerakan Islam seluruh dunia pergi kek Kabul untuk mendamaikan kumpulan-kumpulan mujahidin.
Walaupun menghadapi pelbagai rintangan dan halangan, Ustaz Mustafa tetap berada di dalam saf perjuangannya dan tidak meninggalkan jamaah sehinggalah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.
KISAH KEMATIAN
Pada 29 Oktober lalu, selepas pulang dari pejabatnya, beliau berehat seketika. Apabila azan Asar dilaungkan, anak perempuannya cuba mengejutkannya daripada tidur. Sebaik terjaga daripada tidur, didapati dirinya begitu tidak bermaya sekali. Beliau diserang sakit yang melibatkan otaknya.
Melihatkan keadaan bapanya, si anak menasihati Ustaz Mustafa supaya menunaikan solat di rumah sahaja. Namun tarbiyyah mantap yang diterimanya menghalang beliau untuk menunaikan sembahyang di tempat selain daripada masjid. Apatah lagi beliau adalah pemimpin tertinggi bagi jamaah Islam yang tertua dan terbesar. Beliau terus mempersiapkan diri dan pergi menunaikan sembahyang di masjid berdekatan kediamannya.
Selepas menunaikan sembahyang, beliau sudah tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Orang ramai menghantarkannya ke hospital dan beliau berada di sana selama lebih kurang dua minggu. Pada petang Khamis lalu, beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Keesokan harinya, orang ramai berkumpul di Masjid Rabaah Adawiyyah di Madinat Nasr untuk memberikan penghormatan trerakhir sebelum beliau dikebumikan. Jalan-jalan sekitar menjadi sesak. Setelah jenazah disembahyangkan, orang ramai berarak menuju ke tanah perkuburan yang terletak 10 km dari masjid berkenaan.
Suasana sepi, sedih dan pilu menyelubungi perjalanan ke tanah perkuburan. Tidak ada sebarang laungan atau slogan-slogan seperti perhimpunan yang biasa di anjurkan oleh Ikhwan. Masing-masing hanya berdoa di dalam hati memohon kesejahteraan ke atas pemimpin yang pergi. Sebahagian daripada mereka mengangkat mashaf Al Quran sebagai lambang kepada syiar perjuangan mereka.
Perarakan yang dianggarkan disertai oleh 20,000 orang itu turut disertai oleh pemimpin-pemimpin politik termasuk ketua Parti Buruh (pembangkang), Ibrahim Shukri. Walau bagaimanapun Al Jazeerah melaporkan bahawa tidak kelihatan seorangpun pemimpin kerajaan dan pemimpin parti yang memerintah, Parti Negara.
Dari Allah kita datang, kepadanya jua kita kembali… Al Fatihah…
MURSYIDUL AM IKHWANUL MUSLIMIN
1. As Syahid Ustaz Hasan Al Banna (1928)
2. Syeikh Hasan Hudhaibi
3. Syeikh Umar Talmisani
4. Syeikh Hamid Abun Nasr
5. Syeikh Mustafa Masyhur (1996-2002)
6. Syeikh Makmun Hudhabi
7. Mahdi Akef

Sumber: http://ummiwita.wordpress.com/2011/02/15/asy-syahid-mustafa-masyhur-mursyidul-am-ikhwan-dalam-kenangan/