Laman

Wednesday 22 May 2013

Ustadz Hilmi Aminuddin: Kita Akan Dimenangkan Allah



Dakwah ini adalah proyeknya Allah, dan kita hanyalah pelaksananya saja. Kalau langkah-langkah kita sesuai denganirsyadat (bimbingan) dan taujihat (arahan-arahan) rabbaniyyah wan-nabawiyah (Rabb dan Nabi), kita akan dimenangkan oleh Allah SWT, insya Allah…

Karena dengan selalu disiplin terhadap manhaj rabbani, dengan taujihat rabbaniyyah, irsyadat rabbaniyah yang diberikan Al-Qur’an dan sunnah, maka kita sebelum dinilai menjadi pemenang di hadapan manusia, insya Allah telah dinilai menjadi pemenang di hadapan Allah.

Ikhwan wa akhwat fillah…meraih kemenangan di mata Allah harus menjadi target utama dan pertama sebelum meraih kemenangan menurut penilaian manusia. Na’udzubillah, kalau meraih kemenangan menurut penilaian manusia, sementara kalah menurut penilaian Allah, maka faqad khasira khusraanan mubiina. Rugi serugi-ruginya.

Saya pernah menjelaskan rumusan kemenangan rabbani yang sangat sederhana, seperti disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hambal yang mengatakan bahwa definisi kemenangan itu adalah ‘Maa laazumul haqqu qulubana’ artinya: ‘selama kebenaran masih tetap kokoh di dalam hati kita.” Luzumul haq fi qulubina, itulah kemenangan. Itulah intishar. Itulah keberhasilan. Dalam percaturan, pertempuran, apakah ma’rakah siyasiyah, ma’rakah fikriyah, atau ma’rakah intikhabiyah, bentuknya apakah Pilkada di Kabupaten, Kota, Provinsi, Pemilu Nasional, Legislatif atau Presiden, pertama-tama yang harus diraih adalah kemenangan menurut penilaian Allah.

Insya Allah, jika kita dinilai Allah sebagai pemenang, Allah akan memberikan kemenangan yang dinilai oleh manusia. Itu rumusan dasar yang harus kita pegang. Jangan sampai target kemenangan-kemenangan pilkada atau pemilu nasional, membuat kita kalah menurut perhitungan Allah SWT. Kalah karena godaan-godaan jabatan jadi gubernur, bupati, walikota, bahkan presiden. Menang menurut manusia, kalau kemudian dalam posisi itu adalah hasil kecurangan, kezaliman dan ketamakan, maka maghlub ‘indallah, itu kalah menurut Allah.

Sebab ada inkhila-ul haq minal qalb, tercabutnya kebenaran dari hati. Tercerabutnya amanah dari hati. Inkhila-ul shidq, tercerabutnya kejujuran dari hati. Itu adalah kekalahan di sisi Allah. Tentu semua itu tidak kita inginkan. Karena itu kader-kader yang sudah memasuki lembaga-lembaga Negara, yang jadi gubernur atau wagub, atau walikota, atau wakil, agar mempertahankan kemenangan di sisi Allah dalam posisi itu. Agar tetap mustahiq (berhak) mendapatkan kemenangan berikutnya di arena perjuangan dan pergaulan antar manusia. ***


Oleh: Ust. Hilmi Aminuddin

*al-intima

*pkspiyungan

Monday 20 May 2013

LHI dan PKS Terbukti Bersih, Metro TV dan TVOne Pecundangi Fakta Hukum


Kesaksian Ahmad Fathanah pada sidang Pengadilan Tipikor kasus suap impor daging sapi yang berlangsung Jum’at (17/5) siang, secara tidak langsung telah mematahkan opini yang dibangun sejumlah media selama ini. Fathanah menyatakan permintaan ma’afnya karena telah mengkaitkan kasusnya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), padahal sebenarnya mereka sama sekali tidak terlibat.
 
Begitu juga dengan uang Rp 1 milyar yang diterimanya dan kemudian disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Fathanah menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada tujuan memberikan uang tersebut kepada LHI. "Saya tidak katakan uang itu untuk Ustadz Luthfi. Saya cuma mengatakan kalau ada waktu bolehkah ketemu? Tapi tujuan untuk memberi itu enggak ada," kata Fathanah.
“Soal dana dari Indoguna utk PKS itu,hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya), Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu menolak hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri.” Jelas Fathanah lebih lanjut.
 
Sayang sekali, mendapati kesaksian Fathanah amat bertentangan dengan opini publik yang digembar gemborkan media massa selama ini. TV One dan Metro TV telah secara nyata mempecundangi fakta hukum persidangan tersebut dengan menghentikan siaran live-nya secara mendadak. 
 
Pada berita-berita selanjutnya, di sore dan malam hari, kedua stasiun TV ini kembali melakukan aksi pemutarbalikan fakta dengan menayangkan potongan-potongan fakta yang dianggap dapat menyudutkan PKS. Sikap ini jelas menimbulkan pertanyaan besar dari masyarakat “Skenario apakah yang hendak dihadirkan oleh 2 stasiun TV ini?, Adakah skandal politisasi hukum lewat media?
 
Melihat fakta persidangan itu, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya, menilai ada indikasi politisasi dan kriminalisasi terhadap PKS dan LHI dengan memanfaatkan KPK. Untuk itu, dirinya akan mengawal proses persidangan kasus ini. 
 
“Dalam persidangan hari ini, cukup jelas. Kasus ini, tidak ada hubungannya dengan PKS ataupun LHI. Skornya 1-0 untuk keunggulan PKS. Saya yakin, kalau memang LHI bersalah maka PKS tidak akan membelanya. Demikian pula kader lainnya. Namun kalau ada pendzoliman, apalagi menyangkut nama baik organisasi ya harus dilawan,’’ paparnya saat mengawal proses persidangan TIPIKOR Jumat (17/05/2013).
Sumber : intriknews.com

Ibarat “Quick Count”, PKS Sementara Unggul



Oleh Chairul

Angin segar mulai berhembus dimarkas PKS, ibarat perhitungan quick count PKS sementara unggul. Paling tidak PKS dan kadernya sementara dapat bernafas lega setelah menjadi bulan-bulanan di semua media informasi yang ada. Dua stasiun TV nasional jadi gambaran “serangan” terhadap PKS, belum lagi di social media facebook, twitter termasuk di kompasiana ini.

Hal ini setelah Mr. Ahmad Fathonah yang membuka kesaksiannya di persidangan perdana jumat(17/5) kemarin menghentak kita semua terutama yang selama ini phobia PKS. Informasi yang dikeluarkan AF dalam persidangan bertolak belakang dengan mainstream media selama ini yang selalu memojokan PKS. Walaupun ini masih tahap awal persidangan namun isu-isu utama yang bergulir dimasyarakat sudah ada gambaran titik terang.

Paling tidak ada beberapa isu yang sudah ada titik terangnya antrara lain;

(1) Pertama isu AF adalah kader PKS, ini ditegaskan oleh AF bahwa dia hanya seorang calo proyek bukan kader PKS

(2) Kedua isu uang 1M yang dijelaskan AF uang tersebut bukan untuk PKS dan LHI berulang kali menolak pancingan AF tersebut.

(3) Ketiga isu pertemuan di Medan, pertemuan ini tidak ada kaitannya dengan impor daging sapi tetapi hanya membahas perbandingan data yang dimiliki mentan dengan pihak AF. Dipastikan oleh Mentan tahun 2013 tidak ada impor daging sapi.

Persidangan masih akan terus digelar dihari mendatang, publik berharap semoga persidangan dapat mengungkap siapa yang benar dan siapa yang salah dan penegakan hukum di negara ini tidak dipengaruhi oleh kekuasaan, bilamana hukum dipengaruhi oleh kekuasaan maka tunggulah kehancuran bangsa ini. ***


*kompasiana

sumber: http://www.pkspiyungan.org/2013/05/ibarat-quick-count-pks-sementara-unggul.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Pengakuan Ahmad Fathanah Menguntungkan PKS

Wijaya Kusumah
Blogger - Kompasioner

Saya terkejut mendengar pengakuan Ahmad Fathanah (AF) di televisi. Ternyata AF punya hutang sama ustadz LHI dan dia tak berniat memberikan uang 1 milyard utk PKS. AF pun minta maaf kepada PKS atas perilakunya yang tidak terpuji. Terbukti, AF bukan kader PKS, dan hanya teman ustadz LHI saja.

Kebenaran semakin terkuak. Pada akhirnya kebenaran itu akan menemukan jalannya sendiri. Kekuatan sosial media yang tidak memihak akan menjadi senjata yang membuktikan kebenaran itu.

Saya bukan kader PKS. Bukan juga simpatisannya. Namun saya melihat PKS akan diuntungkan dengan pernyataan af ini. Kita tunggu saja persidangan berikutnya. Pasti akan semakin seru.

Publik juga semakin tahu bahwa opini media yang mencap PKS menjadi partai korupsi sapi akan membuat PKS menjadi semakin bersinar di pemilu 2014. PKS akan terbukti menjadi partai yang amanah dan jauh dari korupsi. Semoga saja demikian.

Perlu kita ketahui, setiap kader PKS yang dijadikan tersangka oleh KPK terbukti tidak bersalah di pengadilan. Kasus Misbahkum misalnya, ternyata di persidangan beliau terbukti tidak bersalah.

Akan ada episode baru tentang Anas Urbaningrum dan Andi Malaranggeng dari Partai Demokrat yang akan jauh lebih dahsyat dari kasus AF dan LHI ini. Semoga media bisa fair memberitakannya.

Saya yakin ustadz LHI tak bersalah dan pasti beliau akan bebas karena bukti yang ada dapat dipatahkan di pengadilan. Nama PKS pun semakin bersinar dan kita akan melihat PKS akan menemui kejayaannya.

Pengakuan Ahmad Fathanah atau AF jelas sangat mengagetkan publik. Apalagi acara itu disiarkan secara live di televisi. Semoga kebenaran terkuak dan PKS menjadi partai teladan dambaan umat.

Salam blogger persahabatan

Omjay 
http://wijayalabs.com


*sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/05/18/pengakuan-ahmad-fatonah-menguntung-pks-561328.html

sumber: http://www.pkspiyungan.org/2013/05/pengakuan-ahmad-fathanah-menguntungkan.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Wednesday 15 May 2013

Kabar PKS

PKS, Tetaplah mengusung kebenaran meskipun yang lain menentang keras para pengusung kebenaran. Tetaplah berjiwa besar meskipun yang lain bermaksud mengkerdilkanmu dengan fitnah dan isu negative. Tetaplah berkomitmen meskipun yang lain ingin menjatuhkanmu dengan makar. Tetaplah mencerdaskan masyarakat meskipun yang lain melakukan pembodohan pada masyarakat dengan uang dan propoganda. Tetaplah menggalakan perdamaian meskipun yang lain mengobarkan permusuhan. Tetaplah menanamkan benih cinta meskipun yang lain menumbuhkan kebencian. Tetaplah bekerja untuk melayani rakyat meskipun yang lain bekerja untuk diri sendiri. Tetaplah bergotong royong meskipun yang lain sikut menyikut antara sesama. Tetaplah peduli pada nasib rakyat meskipun yang lain hanya peduli pada jumlah suara rakyat. Tetaplah berhimpun menjadi satu meskipun yang lain tercerai berai menjadi buih. Tetaplah mendidik dengan pola tingkahlaku meskipun yang lain mendidik dengan kritik. Tetaplah taat pada hukum meskipun yang lain mengecoh para penegak hukum.

Saturday 4 May 2013

Miss World, Kemuliaan Wanita dan Brain Wash


Oleh: Abdullah al-Mustofa

AJANG 
Miss World 2013 yang sudah diagendakan akan diadakan di negara yang penduduknya mayoritas Muslim sekaligus memiliki penduduk Muslim terbesar jumlahnya di dunia (Indonesia)  menimbulkan penolakan keras dari para tokoh dan lembaga Islam seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Penolakan dari para tokoh dan lembaga Islamm itu memang wajar dan tepat, karena event Miss World – meskipun dibungkus dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan ada wacana bikini diganti kebaya -  tetaplah bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, serta agama, budaya dan adat istiadat mayoritas bangsa Indonesia

Miss World dan segala ajang sejenis dari tingkat lokal hingga internasional semua mempunyai satu kesamaan, sama-sama menilai kecantikan wajah dan semua segi penampilan fisik wanita.
Kontes-kontes kecantikan seperti Miss World danMiss Indonesia adalah contoh yang jelas menunjukkan hal tersebut. Kontes-kontes semacam itu meskipun mengklaim tidak sekadar menilai para pesertanya dari segi penampilan fisik saja tapi juga dari segi kepribadian dan kecerdasan, namun tetap mementingkan penampilan fisik.
Mustahil jika kontes-kontes tersebut sama sekali tidak mementingkan penampilan fisik karena terbukti sejak proses perekrutan peserta. Yang layak menjadi peserta adalah wanita-wanita yang berpenampilan fisik yang menarik dan bagus.
Itulah sebagian fenomena di jaman edan ini yang merendahkan wanita. Tapi Barat atau mereka yang silau kepada Barat termasuk sebagian kaum Islam mengangap sebaliknya.
Mereka menganggap fenomena tersebut menghargai dan memuliakan wanita serta menjadikan wanita berharga dan mulia. Padahal sesungguhnya itru adalah racun yang mematikan tapi dianggap madu. Mereka yang tidak mengatakan dan tidak menganggap itu madu dianggap tidak waras. Sedangkan Islam yang sesungguhnya adalah madu dianggap racun. Mereka yang tidak mengatakan dan tidak menganggap itu racun dianggap tidak waras.
Kemuliakaan Wanita antara Islam dan Logika

Ada banyak dalil naqly (dalil al-Qur'an dan al-Hadits) dan 'aqly (logis) yang menunjukkan Islam sangat memuliakan wanita. Salah satu dalil naqly adalah: Dalam riwayat Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata;  "Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan." (HR. Abu Daud dan Baihaqi)

Ketentuan di atas menunjukkan adanya sedikit perbedaan antara pia dan wanita dalam batas aurat dan ketentuan berpakaian. Batas aurat bagi wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Sedangkan ketentuan berpakaian bagi wanita adalah pakaian harus longgar, tidak transparan dan tidak tipis.

Perbedaan ini bukan untuk merendahkan wanita dan memperlakukannya secara tidak adil. Sebaliknya hal itu menunjukkan Islamm menghargai, menghormati dan memuliakan wanita, serta mendudukkan wanita pada posisi yang sangat tinggi dan mulia. Mengapa demikian?

Secara logika, dengan memenuhi ketentuan menutup aurat sesuai syar’i membuat seorang wanita tidak kelihatan bentuk dan kondisi tubuh, serta bentuk dan warna rambutnya. Hal ini mendorong dan menciptakan kondisi di mana wanita tidak termotivasi untuk berusaha mencapai dan mendapatkan penghargaan dari pihak lain, menilai dan menghargai dirinya sendiri dari, serta berlomba-lomba dalam segi pemampilan fisik, tapi dari segi selain itu, yakni kecerdasan, kepribadian, kualitas pribadi, ketakwaan, prestasi dan amal shaleh.
Kondisi ini tidak terbatas berlaku bagi wanita yang bersangkutan saja. Namun juga berlaku bagi wanita lainnya, pria, orang-orang di sekitarnya dan masyarakat dalam lingkup terkecil seperti keluarga dan lingkup yang luas seperti negara.  Semua pihak tersebut akan menilai dan menghargai wanita bukan dari segi penampilan fisik, tapi dari segi lainnya yang antara lain meliputi kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) dan prestasi  mereka.

Mass Brainwashing
Sejatinya, dibalik Miss World dan semua ajang sejenis –seperti berbagai hiburan dan tontonan yang diproduksi Barat dan para pembantunya-- selalu ada udang di balik batu (hidden agenda) berupa mass brainwashing (cuci otak besar-besaran) yang diagendakan.
Barat selalu menanamkan worldview dan isme-isme yang dianutnya ke dalam otak sebanyak mungkin warga dunia. Worldview Barat adalah sekular-liberal. Isme-isme Barat di antaranya materialisme, liberalisme, pluralisme, humanisme, feminisme dan  pragmatisme.
Untuk mendukung agenda cuci otak besar-besaran tersebut, Barat dibantu oleh para "robot-robot" yang berasal dari warga pribumi termasuk dari kalangan Muslimin.
Di antara para "robot" yang berkartu identitas Muslim itu adalah mmereka yang menyebut diri  mereka sebagai kaum liberal. Mereka tidak cukup masuk kedalam dan menggunakan bidang studi Islam – dengan memakai metodologi keilmuan dari Barat dan Kristen dalam melakukan pembacaan dan penafsiran yang baru dan nyleneh terhadap al-Qur’an dan Hadits -, tapi  mereka juga masuk ke dalam dan menggunakan bidang politik, pendidikan, sosial dan budaya.
Dalam bidang politik, di Indonesia mmereka masuk kedalam partai politik-partai politik, DPR dan atau melobi anggotanya, masuk ke dalam Kementrian Agama dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pengarus-utamaan Gender dan Tim Penyusun Counter Legal Draft KHI, dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dalam pendidikan, ereka memasukkan worldview dan isme-isme Barat ke dalam pesantren dan  dalam kurikulum dan buku-buku pegangan mulai pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi Islam maupun umum.

Dalam bidang sosial antara lain  mereka mempromosikan kebebasan wanita dalam menentukan orientasi seksual, untuk menikah atau tidak, menikah dengan sesama jenis kelamin, untuk tidak menyusui anak, dan mentalak suami. Dalam bidang budaya antara lain mereka mempromosikan kebebasan wanita dalam berpakaian dan berekspresi.
Tidak mengherankan, bila cara berpikir, berpendapat, bersikap dan bertindak para ‘robot-robot’ Barat ini selalu mengkampanyekan ‘bebas dari Tuhan’. 

Dalam kehidupan nyata, sebagian masyarakat Indonesia telah menjadi korban cuci otak yang berkaitan dengan Miss World dan ajang lain sejenisnya. Tidak sedikit gadis-gadis Indonesia yang bermimpi terpilih sebagai Miss World, Miss Indonesia, Miss Jilbab atau gelar-gelar lain sejenis. Hal itu terbukti ketika event-event seperti itu akan diselanggarakan selalu tidak sepi dari peminat.
Agen Setan
Sungguh aneh, di negeri yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini ada warganya yang bisa menjadi korban cuci otak. Sungguh lebih aneh lagi ada pihak-pihak tertentu yang ikut terlibat dalam mensukseskan Miss World, semua event sejenis dan proyek-proyek cuci otak lainnya yang diagendakan Barat di negeri ini.
Tapi lebih aneh lagi karena  mereka  kok mau-maunya menjadi setan. Sebab al-Quran dengan tegas menyebutkan  agen ‘cuci otak’ seperti ini adalah setan.
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, mereka semua adalah setan-setan dari golongan manusia.” (QS. An-Naas [114]:6).* 

Penulis peneliti  Islammic Studies Forum for Indonesia (ISFI) Kuala Lumpur Malaysia, Pengelola fanspage fb SBQ (Sukses Bersama Qur’an)
http://www.hidayatullah.com/read/28354/30/04/2013/miss-world,-kemuliaan-wanita-dan-brain-wash.html