Laman

Saturday 28 July 2012

Resume Buku Angkatan Mujahid by Sa’id Hawwa




Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
Judul Buku      : Membina Angkatan Mujahid I
Pengarang       : Sa’id Hawwa
Tahun Terbit   : September 1987
Penerbit          : Al Ishlahy Press, Jakarta
*****

HASAN AL BANNA PENDIRI AMAL ISLAMI MASA KINI
  • Sebenarnya landasan yang dikemukakan oleh Sayyid Quthub merupakan kelanjutan dan penyempurnaan landasan yang dikemukakan oleh Hasan Al Banna.
  • Hasan Al Banna akan selalu disebut sebagai pendiri pandangan dan teori ‘amal Islami. Beliau yang telah mengemukakan fikrah yang dapat dipegang dan dilaksanakan, dapat membimbing tangan umat Islam dari awal sampai ke tujuan (InsyaAllah).
  • Hasan Al Banna telah mampu menyeimbangkan antara hukum Syara’ dan tuntutan zaman dalam rangka gerak Islam masa kini; menyelaraskan cita-cita Islam yang tinggi dan pandangan realistik terhadap tuntutan-tuntutan perjuangan; berhasil pula menyelaraskan pendidikan dan pengajaran (tarbiyah wa ta’lim) dengan pengorganisasian (tanzhim); antara aktivitas politik dan ekonomi, dan berbagai aspek penyeralarasan lainnya.
KUNCI MEMAHAMI DA’WAH IKHWANUL MUSLIMIN
  • Berdasarkan hadist yang diriwayatkan  oleh Bukhari-Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepada Khudzaifah, “Hendaklah kamu beriltizam (berkomitmen) dengan jama’ah muslimin dan Imamnya”. Dan inilah kunci pertama untuk memahami dakwah Ikhwanul Muslimin yaitu kewajiban utama bagi setiap muslim adalah beriltizam dengan jama’ah muslimin dan imamnya.
  • Menegakkan hukum Islam merupakan kewajiban setiap muslim, dan maka hal ini menuntut adanya sebuah jama’ah yang memperjuangkan tujuan tersebut, karena pelaksanaan hukum Islam tidak akan terjadi kecuali dengan adanya jama’ah. Karena Ikhwanul Muslimin telah bekerja untuk tujuan-tujuan ini, maka keberadaan Ikhwanul Muslimin merupakan tuntutan yang harus diperjuangkan, dan inilah kunci kedua untuk memahami Ikhwanul Muslimin.
  • Ikhwanul Muslimin merupakan partai politik yang berpijak seratus persen pada ajaran Islam dalam segala aktivitasnya. Ikhwan tetap berpandukan pada ajaran Islam, beriltizam dengan Islam, serta lahir sebagai refleksi dari ajaran Islam itu sendiri.
  • Pendapat-pendapat mujtahidin sebagai hasil istimbath (ijtihad) yang dilakukannya dari Al Qur’an dan As Sunnah, dan hukum-hukum yang dapat diistimbathkan dari kaidah-kaidah dasar yang dipakainya, semua dianggap oleh Ikhwan sebagai bagian dari Syari’at Islam.
  • Menitikberatkan pendapat umum setempat dan pendapat umum dunia, merupakan satu dasar dari dasar-dasar Islam yang dipegang oleh Ikhwanul Muslimin.
  • Dua hal yang bisa diamati sebagai pegangan Ikhwanul Muslimin; 1)Ia harus dibenarkan oleh Syara’ dan 2)Ia harus sebanding dengan senjata pihak musuh, dan dapat mencapai tujuan.
  • Dasar yang menjadi pegangan Ikhwan dalam masalah luar negeri adalah menghadapi kemaslahatan dengan kemaslahatan, tidak bisa kemaslahatan dengan prinsip.
  • Dalam perjalanannya menuju ke sebuah pemerintahan pusat negara-negara Islam, tidak terlintas dalam hati Ikhwan untuk menyeragamkan semua Negara-negara anggota, bahkan setiap Negara bagian akan tetap dibiarkan mempunyai undang-undang, institusi, serta kekhasan permasalahannya sendiri.
  • Dalam Islam, ada sebagian hukum yang dapat berubah mengikuti perubahan masa. Namun perubahan ini terikat dengan kaidah-kaidah perubahan yang bernaung di bawah dasar-dasar Islam itu sendiri.
  • Memahami da’wah, bijaksana dalam menyampaikan da’wah, dan mampu melakukan pendidikan dan melibatkan mereka yang dida’wahi ke dalam shaf Ikhwanul Muslimin.
  • Dunia sekarang ini, perlu pula mengemukakan keuntungan-keuntungan duniawi untuk kalangan tertentu dengan dilaksanakan hukum Islam. Mari kita simak ketika Musa AS berkata kepada Fir’aun, “Adakah keinginan padamu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu supaya kamu taat kepada-Nya” (Q.S. An Naazi’at 18-19).
  • Al Bukhari meriwayatkan komentar Ibnu ‘Abbas terhadap firman Allah, “Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik”. (Q.S. Al Mu’minuun 96) dengan mengatakan, “Sabar ketika marah, dan memberi maaf katika orang berlaku jahat. Apabila mereka melakukannya Allah akan memelihara mereka, dan musuh-musuh mereka akan tunduk.
TANGGUNG BESAR
  • Memahami fenomena Ikhwanul Muslimin dari penjelasan Imam Hasan Al Banna
  1. Ikhwanul Muslimin sebagai satu jama’ah yang memberikan pengabdiannya untuk masyarakat.
  2. Ikhwanul Muslimin sebagai Gerakan Tajdid. Islam membutuhkan aktivitas yang menyeluruh yang dimulai dari peringkat Ta’arif (pengenalan), sampai ke peringkat Takwin (pembentukan) yang teliti, dan berakhir dengan peringkat Tanfidz (pelaksanaan).
Tanggung jawab besar Ikhwan adalah dengan melakukan proses tajdid di kalangan ummat Islam.
  • Mengubah kondisi ummat sebagai titik awal pengubah ummat Islam sedunia. Muslim dewasa ini tengah mengalami kelumpuhan dalam eksistensinya sebagai seorang muslim. Karena itu tanggung jawab jama’ah yang utama adalah mengubah kondisi kaum muslimin seperti itu kepada suatu kondisi yang lain sehingga ia dapat merasakan dirinya sebagai seorang muslim.
TUJUAN DA’WAH DAN HARAKAH IKHWANUL MUSLIMIN
  • Dua tujuan asasi Ikhwan menurut Hasan Al Banna yaitu:
  1. Seluruh tanah air Islam harus harus terbebas dari semua kekuasaan asing, dan ini merupakan hak asasi bagi setiap insan yang tidak dapat diingkari kecuali oleh mereka yang zalim, kejam, dan tiran.
  2. Di atas tanah air yang bebas dan merdeka, harus tegak sebuah Negara (daulah) Islam yang bebas dan merdeka. Daulah yang mengamalkan hukum-hukum Islam, melaksanakan sistem syari’at Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, dan menyampaikan dakwah Islamiyah dengan bijaksana kepada seluruh umat manusia. Selama daulah ini belum tegak, seluruh ummat Islam berdosa dan bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala atas kealpaan dan kelalaian mereka dalam usaha dalam menegakkan daulah tersebut.
  • Tujuan Ikhwan secara rinci, antara lain:
  1. Individu. Seorang yang memiliki akidah yang kuat, ibadah yang baik, fikiran yang berilmu pengetahuan, mampu berusaha, kuat jasmani, senantiasa menampilkan dirinya secara sungguh-sungguh, menjaga waktu, mengatur urusan, bermanfaat kepada orang lain, membimbing keluarga supaya menghormati fikrahnya, menjaga tata krama Islam dalam lahiriah keluarganya, pandai memilih isteri, dan pandai mendidik anak agar selaras dengan ajaran Islam
  2. Rumah Tangga. Yaitu rumah tangga yang beranggotakan suami isteri yang menyadari hak dan tanggung jawab masing-masing dan beriltizam dengan tanggung jawab tersebut.
  3. Masyarakat. Suatu masyarakat yang menyerahkan dirinya kepada Allah, menjawab seruan kebaikan, memerangi kemungkaran, melaksanakan sifat-sifat kemuliaan, karakteristik Islam dan akhlak rabbani, mewarnai seluruh hidupnya dengan identitas Islam baik lahir maupun bathin, seluruh pemikiran, konsep dan sikapnya bersifat Islami.
  4. Pemerintahan. Ikhwan menghendaki suatu pemerintahan Islam tegak di semua kawasan yang didiami oleh orang-orang Islam. Diantara sifat-sifat Pemerintahan Islam yaitu rasa tanggung jawab, belas kasihan terhadap rakyat, bersikap adil sesama manusia, menahan diri dalam menggunakan harta umum dan menghemat dalam penggunaannya.
Pemerintahan Islam menurut pandangan Imam Hasan Al Banna:
  1. Pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang beranggotakan orang-orang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah diwajibkan oleh Islam, tidak melakukan maksiat secara terang-terangan, melaksanakan hukum-hukum dan ajaran Islam
  2. Jika perlu, tidak dianggap suatu kesalahan mengangkat pegawai-pegawai yang bukan muslim dalam jawatan yang tidak termasuk dalam kategori wilayah umum
  3. Dan tidak ditentukan bentuk dan jenis pemerintahan yang dipilih oleh pemerintahan Islam, selama ia bertepatan dengan kaidah-kaidah umum dalam system pemerintahan Islam
  4. Daulah Islamiyah. Ikhwan menghendaki Daulah Islamiyah sebagai suatu Negara yang dapat memimpin Negara-negara Islam, menyatukan ummat Islam, mengembalikan keagungannya, dapat mengembalikan bumi mereka yang telah hilang dan tanah air mereka yang telah dirampas.
  • Kewajiban yang dipikul oleh Daulah Islamiyah antara lain:
  1. Memimpin Negara-negara Islam
  2. Menyatukan Ummat Islam
  3. Mengembalikan keagungan Ummat Islam
  • Ikhwanul Muslimin menginginkan tegaknya sebuah Daulah Islamiyah, atau tegaknya persatuan Negara-negara Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang memiliki pemerintah pusat yang satu. Kewajiban Daulah Islamiyah menurut Hasan Al Banna:
  1. Mengamalkan hukum-hukum Islam
  2. Melaksanakan sistem masyarakat Islam dengan segala aktivitasnya
  3. Memproklamasikan prinsip-prinsip yang jelas dan tahan uji sehingga dengan demikian segala prinsip yang kabur tidak akan berpengaruh
  4. Menyampaikan dakwah Islamiyah dengan bijaksana kepada seluruh ummat manusia, sehingga dengan adanya dakwah di permukaan bumi ini, tidak ada manusia yang tidak tersentuh oleh dakwah Islamiyah yang dibarengi dengan alasan dan dalil yang nyata
ALAT DAN SARANA GERAKAN ISLAM
  • Tujuan gerakan Islam yang pertama adalah untuk membentuk pribadi atau Individu Muslim. Hal ini harus didorong oleh tiga unsur berikut ini: 1)Pendidik (murabbi); 2)Manhaj; dan 3):Lingkungan (bi’ah) yang sehat
  • Untuk mencapai tujuan yang kedua, yakni rumah tangga muslim, maka:
  1. Setiap anggota Ikhwan harus memberikan perhatian besar terhadap permasalahan rumah tangga, utamanya rumah tangganya sendiri
  2. Jama’ah harus memberikan hak sewajarnya bagi kekuatan wanita
  3. Setiap anggota harus memilih isteri yang sholihah
  4. Setiap anggota Ikhwan harus melibatkan seluruh keluarganya dalam roda jama’ah
  5. Jama’ah dan individu harus mengawasi secara sungguh-sungguh agar rumahnya bebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam
  6. Sedapat mungkin jama’ah harus menggalakkan anggota Ikhwan agar cepat berumahtangga, dan mau menikahi para janda.
  • Semoga kaum muslimin dapat mewujudkan tujuan yang ketiga, yaitu Masyarakat Islam melalui:
  1. Halaqah (pertemuan) umum dan khusus
  2. Peringatan yang disampaikan ke seluruh lapisan ummat dengan melalui penerbitan buku-buku, ceramah-ceramah, dan berbagai macam cara lainnya
  3. Dialog yang dilakukan terus-menerus guna menerangkan sesuatu yang dapat disumbangkan oleh Islam, di samping memahamkan kepada orang-orang kafir agar mereka tidak menaruh curiga terhadap dinamika kaum muslimin
  4. Menanamkan keyakinan terhadap pribadi-pribadi dan jama’ah bahwa kaum muslimin mampu memahami dan menyelesaikan seluruh persoalan ummat
  5. Memberikan pendidikan tinggi kepada mereka yang menjawab seruan ini, dalam rangka membentuk kader yang mampu membawa ummat ke tempat yang lebih tinggi
  6. Memimpin dan menuntun ummat ke jalan yang dikehendaki dengan menganekaragamkan cara penyampaiannya
  7. Mewujudkan berbagai bentuk pengorganisasian yang dapat mempengaruhi semua orang
  8. Menjadikan semua aliran-aliran politik agar dapat bermanfaat untuk Islam
  9. Melakukan aktivitas motivasi politik dalam negeri terhadap pemimpin-pemimpin politik agar lebih banyak menuju ke arah tegaknya syari’at Islam
  • Adapun tujuan keempat adalah menegakkan Pemerintahan Islam. Diantara pandangan-pandangan dari Imam Hasan Al Banna adalah:
  1. Pemerintahan Islam tidak akan tegak di atas kekosongan pemikiran atau tidak adanya ummat yang terdidik
  2. Daulah Islamiyah tidak akan tegak kecuali di atas dasaran Ta’rif, Takwin, dan Tanfidz
  3. Hasan Al Banna menolak prinsip revolusi sebagai satu jalan untuk mencapai pemerintahan, dan mengangkat slogan kekuatan adalah sebagai alternatif nya. Revolusi dalam praktiknya dilakukan dengan membabi buta dan penuh kekerasan, sedangkan penggunaan kekuatan menurut Islam tidak akan dilakukan kecuali dengan penuh kesadaran dan akal yang sempurna. Anggota Ikhwan mengetahui bahwa peringkat pertama kekuatan adalah kekuatan Iman dan Akidah, diikuti kekuatan persatuan, dan setelahnya diikuti oleh kekuatan tenaga dan senjata.
  • Tujuan kelima adalah terwujudnya induk Negara Islam (Daulah Islamiyah Al Nuwwat). Caranya dengan aktivitas-aktivitas yang disatukan dan diselaraskan sejak awal di bawah satu pucuk pimpinan
  • Tujuan keenam yaitu menegakkan sebuah Daulah Islamiyah yang tunggal. Caranya dengan  mengikuti formula-formula yang betul yang diawali dengan adanya kaidah-kaidah yang tepat.
  • Tujuan ketujuh adalah menegakkan Daulah Islamiyah yang menaungi semua bangsa di dunia. Caranya dengan menegakkan sebuah Daulah Islamiyah ‘Alamiyah dan seterusnya aktif memutarkan roda pemerintahan yang sesuai dan layak untuk memastikan bahwa dunia akan menerima dakwah ini.
PERINGKAT-PERINGKAT DAKWAH
  • Dalam Risalah Ta’alim, Imam Hasan Al Banna menyebutkan bahwa peringkat dakwah itu terbagi ke dalam tingkat tingkatan:
  1. Ta’rif. Yaitu menyebarkan fikrah (ide) umum kepada orang banyak.
  2. Takwin. Yaitu memilih calon-calon kader yang baik dan layak untuk memikul tanggung jawab jihad dan menggabungkannya.
  3. Tanfidz. Yaitu jihad yang tidak mengenal kompromi, bekerja dalam mencapai tujuan yang berkesinambungan dan mengarungi berbagai ujian dan cobaan yang tidak akan mampu diatasi kecuali mereka yang benar-benar ikhlas.
  • Dalam Ikhwanul Muslimin, keanggotaannya dapat dibagi dalam empat tingkatan:
  1. Nashir
  2. Mujahid
  3. Naqib
  4. Naib
Tiap-tiap peringkat memiliki materi pembinaan, sifat-sifat pribadi, dan iltizamnya yang tertentu.


Sumber: http://bocahbancar.wordpress.com/2011/12/14/resume-buku-angkatan-mujahid-by-said-hawwa/

Monday 23 July 2012

Free Download Software Kaligrafi Kelk 2010

Bagi para muslim desain grafis, ada baiknya untuk mencoba belajar membuat kaligrafi (khot) dengan menggunakan software kaligrafi "Klek". Berikut saya cantumkan link software Klek 2012 yang sudah dibuat portable oleh sinasoft.com.

Mediafire Download Link
size 40.82 MB

Friday 20 July 2012

Jenis - Jenis Tulisan Kaligrafi atau Khot


1. Nasakh atau naskhi
Nasakh adalah salah satu jenis khat yang paling awal berkembang. Itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang master kaligrafer bernama Imam Muqlah pada abad ke-10. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ibnu Bawwab dan para kaligrafer lainnya ke dalam tulisan teks al Qur'an. Karena jenis ini relatif sangat mudah dibaca dan ditulis, maka tulisan ini paling banyak digunakan oleh para muslim dan orang Arab di belahan dunia.
Khat Naskhi adalah tulisan yang sampai ke wilayah Arab Hijaz dalam bentuknya yang paling akhir, setelah lepas dari bentuknya yang kuno sebelum masa kenabian. Selanjutnya gaya tulisan yang semakin sempurna tersebut digunakan untuk urusan administrasi perkantoran dan surat-menyurat di zaman kekuasaan Islam. pada abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah, pola-pola Naskhi bertambah indah berkat kodifikasi yang dilakukan Ibnu Muqlah (272-328 H). para ahli sejarah beranggapan, bahwa Ibnu Muqlah adalah peletak dasar Khat Naskhi dalam bentuknya yang sempurna di zaman Bani Abbas. Di zaman kekuasaan Atabek Ali (545 H), usaha memperindah Khat Naskhi mencapai puncaknya sehingga terkenalah gaya yang disebut Naskhi Atabeki yang banyak digunakan untuk menyalin mushaf al-Qur'an di abad pertengahan Islam dan menggeser posisi khat Kufi kuno yang banyak digunakan sebelumnya. Khat ini disebut Naskhi karena para Khattat menulis mushaf al-Qur'an dan berbagai buku dengan menggunakan gayanya.
Naskhi adalah tulisan yang sangat lentur dengan banyak putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam seperti sudut-sudut Kufi. Sekarang huruf-huruf Naskhi menyebar di aneka penerbitan untuk mencetak buku,, koran dan majalah, bahkan meluas menjadi huruf-huruf komputer. Dibandingkan dengan gaya lain, Naskhi lebih mudah digunakan untuk mengajari membaca para pemula. Ada kesepakatan, bahwa Naskhi membantu penulis menggoreskan penanya dengan cepat, dibandingkan kaligrafi bergaya rumit semisal Tsuluts, karena huruf-hurufnya yang kecil dan pertemuan secara jelas goresan-goresan memanjangnya, didukung oleh harmoni huruf-huruf dan keindahan posturnya. Naskhi ada dua model, yaitu:
a. Khat Naskhi Qadim
Naskhi Qadim atau kuno adalah gaya tulisan yang sampai kepada kita dari zaman Abbas kemudian diperindah oleh Ibnu Muqlah, diperindah lagi oleh masyarakat Atabek, lalu diolah lagi menjadi karya yang semakin sempurna oleh orang-orang Turki. Para khattat sekarang secara tradisional menulis dengan gaya ini semata-mata karena mengikuti kaedah dan asal muasalnya yang lama, yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh para empu kita dahulu, mencakup ukuran, ketinggian, tipis tebal garis horizontal dan vertikal, sampai bentuk-bentuk lengkungannya.
b. Khat Naskhi Suhufi
Naskhi Suhufi atau jurnalistik merupakan gaya tulisan yang terus berkembang bentuk hurufnya. Dinamakan Suhufi karena penyebarannya yang luas di lapangan jurnalistik. Berbeda dengan Naskhi Qadim yang lebih lentur dengan banyak putaran, Naskhi Suhufi cenderung kaku dan pada beberapa bagian mendekati bentuk kufi karena memiliki sudut-sudut yang tajam. Makanya gaya ini kerap disebut Naskhi-Kufi atau perpaduan Naskhi dan Kufi dengan ciri-ciri umum sapuan horizontalnya sangat tebal dan sapuan vertikalnya sangat tipis dan pendek. Naskhi-Kufi yang banyak digunakan di lapangan advertensi, papan nama, poster dan judul-judul tulisan koran dan majalah telah masuk dalam dunia komputer, sehingga jarang atau bahkan tidak pernah digoreskan langsung oleh tangan.
Contoh:

2.Tsuluts atau tsulutsy
Khat Tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7 pada zaman khalifah Ummayah akan tetapi baru dikembangkan pada akhir abad ke-9. Kata Tsuluts berarti sepertiga, hal ini mungkin disebabkan karena tulisan ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan gaya tulisan lainnya. Walaupun tulisan ini jarang digunakan untuk tulisan Al Qur'an, tsuluts tetap sangat populer dan memegang peran penting terutama untuk tulisan hiasan/dekorasi, judul, dan kepala surat. Tulisan ini juga paling populer untuk dekorasi masjid, mushalla, dan produk kaligrafi lainnya.
Dinamakan khat tsuluts karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam. Ada pula yang menamakannya khat Arab karena gaya ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya setelah khat Kufi. Untuk menulis dengan khat tsuluts, pelatuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira setengah lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk khat tsuluts 'adi dan tsuluts jali. Khat Tsuluts yang banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan berbagai media karena kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari segi kaedah ataupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni dan seimbang. Dalam rentang perjalanannya, khat Tsuluts berkembang menjadi beberapa gaya, antara lain:
a. Khat Tumar
Khat yang diciptakan oleh Qutbah al-Muharrir yang tumbuh dan berkembang di masa Bani Umayyah ini biasa ditulis dalam ukuran besar dengan aturan-aturannya yang simpel. Khat ini sangat cocok untuk dekorasi dinding atau media-media berukuran besar. Para khattat Turki menamakannya Jali Tsuluts atau Tsuluts Besar. Tumar atau Tamur jamaknya Tawamir bermakna sahifah (lembaran atau manuskrip). Khat Tumar artinya khat yang ditulis di lembaran atau menuskrip.
b. Khat Muhaqqaq
Penciptanya adalah Ibnu Bawab (413 H). Ibnu Bawab adalah kaligrafer masyhur setelah Ibnu Muqlah. Khat ini hampir mirip dengan khat Tsuluts karena perbedaan keduanya sangat samar dan hanya dapat diketahui oleh ahli khat yang cermat. Pada perkembangannya, khat ini semakin redup dan jarang sekali digunakan, sehingga posisinya digeser oleh Khat Tsuluts.
c. Khat Raihani
Pencipta khat ini adalah Ibnu Bawab juga, namun berhubungan erat dengan Ali ibn al-Ubaydah al-Rayhan (834 M), sehingga namanya diambil untuk nama khat ini. Pendapat lain menjelaskan Rayhani dengan kata Rayhan yang berarti harum semerbak karena keindahan dan popularitasnya.
d. Khat Tawqi'
Tawqi' artinya tanda tangan, karena para khalifah dan perdana menteri senantiasa menggunakan Tawqi' untuk menandatangani perbagai naskah mereka. Diciptakan oleh Yusuf al-Syajari (825 M). Lalu berkembang di tangan Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan Ibnu Khazin (1124 M) sebagai murid generasi kedua Ibnu Bawab. Yang membedakan Tsuluts dengan Tawqi' adalah ukuran Tawqi' yang selalu ditulis sangat kecil. Bentuk yang menyerupai Tawqi' adalah Tugra' atau Turrah yang pada awalnya berfungsi sebagai cap dan lambang sultan-sultan Usmani dengan ukuran yang bervariasi.
e. Khat Riqa' atau Ruqa'
Riqa' jamaknya Ruq'ah artinya lembaran daun kecil halus yang digunakan untuk menulis khat tersebut. Gaya ini diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir yang diolahnya dari Khafif Tsuluts. Sebagian sejarawan menamakan gaya ini dengan khat Tawqi', namun yang lebih benar adalah bahwa Riqa' pun diolah pula dari Tawqi'. Ukuran Riqa' lebih kecil dari Tawqi' dan digunakan khusus untuk menyalin teks-teks kecil dan penyajian kisah.
f. Khat Tsulusain
Diciptakan oleh saudara Yusuf al-Syajari bernama Ibrahim al-Syajari (200 H) di zaman Bani Abbas. Ibrahim membuat kaedah Tsulusain dari khat yang sudah ada semenjak dahulu yaitu khat Jalil. Tsulusain berarti dua pertiga, karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong seukuran dua pertiga lebar goresan kalam, sedikit lebih kecil dari khat Tumar yang ditulis sangat besar.
g. Khat Musalsal
Diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir dari keluarga Barmak di zaman Bani Abbas. Sebagian huruf-huruf khat ini saling berhubungan, oleh karena itu beberapa sejarawan modern menamakannya khat Mutarabit yang berarti saling ikat atau berikatan.
h. Khat Tsuluts 'Adi
Pencipta khat ini adalah Ibrahim al-Syajari diawal abad ke-3 H di zaman Bani Abbas. Dalam beberapa kamus bahasa Arab disebutkan, "anna al-sulusiyya min al-khuttut huwa al-galiz al-huruf" (sepertiga dari khat adalah huruf yang sulit).
i. Khat Tsuluts Jali
Jali artinya wadih (jelas). Kejelasan dalam hal ini terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan daripada jaraknya, dibandingkan dengan jarak yang lebih dominan daripada lebar anatomi hurufnya dalam Tsuluts 'Adi. Dengan demikian, dalam Tsuluts Jali akan tampak dengan jelas komposisi huruf yang bertumpuk memadati ruang media yang ditulis. Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni yang permanen.
j. Khat Tsuluts Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi') dan aturan komposisi (ikham al-tartib). Keindahan pembagian dicirikan dengan tidak adanya kelompok huruf yang bertumpujk di satu tempat sementara tempat lain terlalu kosong sehingga mendorong khatta memperbanyak dan mengisinya dengan syakal dan hiasan untuk mensari keseimbangan. Sedangkan aturan komposisi adalah ketepatan memposisikan kata, huruf dan titik di tempat-tempat yang strategis.
k. Khat Tsuluts Muta'assir bil Rasm
Beberapa khattat atau kaligrafer berusaha menggubah aksara Arab kepada bentuk visual yang bisa berbicara biar lebih bervariasi sekaligus untuk menyeimbangkan antara ketaatan terhadap ajaran agama dengan kesenangan menggambar, karena dalam Islam visualisasi mahluk hidup secara jelas berlawanan dengan semangat dakwah agama tersebut untuk selalu menjaga ketauhidan dan menjauhi kesyirikan. Potensi huruf Arab yang sangat lentur dan mudah dibentuk mendorong para khattat menciptakan gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi mahluk hidup secara terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya.
l. Khat Tsuluts Handasi
Gaya ini merupakan Tsuluts yang menyusun huruf dan kata secara geometris (handasi) dan indah berdasarkan rasa seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian dan penyatuan sebuah karya.
m. Khat Tsuluts Mutanazhir
Mutanazhir artinya saling memantul. Dinamakan pula khat Tsuluts Mir'at (cermin), dimana yang berada disamping kanan memantul ke samping kirinya, sehingga seolah diantara dua sisi tersebut ada cermin. Khat ini dinamakan juga dengan gaya Ma'kus (memantul), musanna (AC-DC atau dua dimensi) d an 'Aynali (saling tatap). Gaya ini tidak lepas dari pengaruh kebudayaan muslim yang saling berbalas kebaikan dalam kehidupan sehari-hari seperti salam dan menjawabnya.

Contoh:


3. Diwani
Tulisan ini berkembang luas di akhir abad ke-15 yang dipelopori oleh seorang kaligrafer Ibrahim Munif dari Turki. Dan mencapai puncaknya pada abad ke-17 atas jasa seorang kaligrafer terkenal yaitu Shala Pasha. Seperti tulisan riq'ah, diwani pernah menjadi tulisan favorit pada zaman kekaisaran Ottoman. Diwani Jaly adalah tulisan diwani yang bernuansa ornamen atau hiasan. Ia pertama kali dikembangkan oleh Hafiz Uthman.
Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani. Peletak dasar-dasar kaedah dan ukuran huruf-hurufnya adalah Ibrahim Munif. Tulisan ini mulai populer setelah penaklukan kota Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih tahun 875 H. Penamaan Diwani karena dinisbahkan kepada kantor-kantor pemerintah dimana tulisan tersebut digunakan dan dari dewan-dewan pemerintahan itulah khat ini menyebar ke seluruh kalangan masyarakat. Karakter Diwani dikenal dengan putarannya, sehingga tidak satupun huruf yang tidak mempunya lengkungan. Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan Diwani beradaptasi dengan tulisan apapun. Hal ini pula yang memudahkan para kaligrafer menulis dengan Diwani.
Diwani memiliki tiga macam bentuk, yaitu:
a. Khat Diwani 'Adi
Diwani 'Adi merupakan gaya khat yang tampil biasa ('adi) sesuai struktur tulisan, sehingga mudah dibaca. Ciri tampilannya tampak pada kali-kali tulisan yang umumnya berbaris datar dengan pucuk-pucuk huruf bergelombang dinamis.
b. Khat Diwani Mutarabit
Gaya ini merupakan Diwani yang huruf-huruf dan rangkaian katanya saling menjalin atau bersilangan (mutarabit) satu sama lain. Besar kemungkinan pola semacam ini merupakan hasil pengaruh khat Musalsal ciptaan Ibnu Bawab. Dalam jenis khat Diwani Mutarabit ini, kaligrafer modern Gazlan Bek dari Mesir merupakan tokohnya. Gazlan berhasil membuat karya-karya masterpiece yang banyak dijadikan acuan, sehingga para kritikus dan pengamat menisbahkan gaya khat ini kepada Gazlan sehingga disebut Khat Diwani Gazlani.
c. Khat Diwani Jali
Diwani Jali diciptakan oleh Syahlan Pasha dari Turki dan merupakan pengembangan dari Diwani 'Adi. Jali artinya Jelas. Kejelasan tersebut tampak pada detail syakal dan hiasan yang penuh di dalamnya. Tujuan diciptakannya Diwani Jali ialah untuk menuliskan peraturan-peraturan kesultanan dan surat-surat ke luar negeri.
4. Ta'liq atau Farisi
Ta'liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Tulisan ini pertama kali dikembangkan oleh orang-orang Persia (Iran). Ta'liq disebut juga Farisi, termasuk gaya tulisan yang sederhana dan digunakan sejak awal abad ke-9. Abdul Hayy, seorang kaligrafer yang telah berperan besar di awal perkembangan tulisan ini. Dia termotivasi oleh Shah Ismail sebagai peletak dasar-dasar tulisan ta'liq. Gaya ini disukai oleh orang-orang Arab dan merupakan gaya tulisan kaligrafi asli bagi orang Persia, India, dan Turki.
Seorang kaligrafer Persia Mir Ali Sultan al-Tabrizi kemudian mengembangkan gaya ini lebih halus dan variatif menjadi Nasta'liq. Nasta'liq asal kata dari 'nasakh dan ta'liq'. Namun demikian para kaligrafer Turki, Persia tetap menggunakan tulisan ini pada momen-momen penting. Ta'liq dan nasta'liq biasa digunakan untuk penulisan literatur dan syair-syair tentang kepahlawanan, bukan untuk penulisan AlQur'an.
Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni arabes.

Contoh
5.Riq'ah atau riq'iy
Tulisan ini disebut juga dengan ruq'ah, yang dikembangkan dari nasakh dan tsuluts, namun ia tetap mimiliki ciri khas yang berbeda. Riq'ah lebih simpel dan sederhana, memiliki bentuk huruf tebal dengan batang huruf pendek dan huruf alif tidak pernah ditulis dengan berkepala.
Riq'ah dulu adalah tulisan favorit para kaligrafer Ottoman dan banyak mengalami pengembangan oleh Syakh Hamdullah al Amasi. Kemudian riq'ah banyak direvisi oleh para kaligrafer lainnya dan menjadi tulisan yang popluler dan dipakai secara luas di dunia Arab.
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
6. Kufi
Kufi termasuk tulisan paling dominan pada zaman dahulu. Ia dibuat setelah berdirinya 2 kota muslim yaitu Basrah dan Kufah pada dekade kedua era Islam sekitar abad ke-8 Masehi. Ia memiliki bentuk huruf yang proporsional kaku dan persegi. Dari kata Kufah maka tulisan ini dikenal dengan Kufi.
Keenam jenis tulisan ini yang sering diperlombakan pada kegiatan lomba kaligrafi baik di tingkat dunia maupun nasional. Termasuk di Indonesia, keenam jenis tulisan ini menjadi khat wajib dalam cabang kaligrafi untuk golongan naskah (penulisan buku) pada MTQ dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat nasional.
Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral.
Khot Kufi berkembang menjadi 3 gaya yaitu:
a. Al-Kufi Al-Mukhammal
b. Al-Kufi Al-Muzaffar
c.Al-Kufi Al-Handasi
7. Moalla
Walaupun belum cukup terkenal, gaya kaligrafi Moalla merupakan gaya yang tidak standar, dan tidak masuk dalam buku panduan kaligrafi yang umum beredar. Meski tidak begitu terkenal, kaligrafi ini masih masuk dalam daftar jenis-jenis kaligrafi dalam wikipedia Arab, tergolong bagian kaligrafi jenis yang berkembang di Iran. Kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hamid Ajami, seorang kaligrafer kelahiran Teheran.
8. Raihani (Ijazah)
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).

Friday 13 July 2012

Jual Buku Dr. Mursi Presiden yang Hafal Qur'an Oleh Ustad Hepi Andi Bastoni

Info: Sudah tidak jual. Sudah tidak jual. Sudah tidak jual. Sudah tidak jual. Sudah tidak jual.

Rp 59.000 + ongkir (TERMURAH)

Telah terbit cetakan 3 buku Dr Mursi Presiden yang Hafal Qur’an. BEST SELLER! Terjual habis dalam waktu tiga bulan tanpa melalui penjualan di toko buku. Semua dijual via online.

"Dr.Mursi Presiden yang Hafal Qur'an"

Bonus VCD 
rekaman orasi presiden Mursi, video dukungan para ulama, yel-yel, nasyid + 100 lebih foto Mursi dan keluarga. Pesan sekarang juga.


Harga
 1 eksp: Rp  59.000 + ongkir. (TERMURAH)

Untuk pemesanan 2 eks, anda cukup membayar Rp 104.000 + ongkir (TERMURAH)


Yang berminat, silahkan mengirimkan alamat pengiriman (lengkap dengan kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan dan nama lengkap anda) ke nomor 0856 838 2121 atas nama arni.

_Update: Juni-Juli 2013_


By: Reseller Buku Pustaka Al-Bustan






Thursday 12 July 2012

Pengolahan Data (Editing, Coding, Recording, & Cleaning)



Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap sebagai berikut: 1) editing data, 2) pengembangan variabel, 3) pengkodean data, 4) cek kesalahan, 5) membuat struktur data, 6) cek preanalisa komputer, 7) tabulasi.

a. Editing Data (Pemeriksaan Data) 

Pengertian dari editing data adalah proses meneliti hasil survai untuk meneliti apakah ada response yang tidak lengkap, tidak komplet atau membingungkan, dan apabila ada kasus seperti ini ada beberapa cara untuk mengatasinya misalnya:
Dengan cara mengembalikan ke survayor, apabila survai lagi tidak mungkin dilakukan maka response yang tidak lengkap dapat diganti dengan missing value atau ditulis tidak menjawab,
Menyingkirkan hasil survay dengan jawaban yang tidak lengkap (apabila jumlahnya kecil dan sampel yang diambil besar)
Dilakukan dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner. Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup baik. Pemeriksaan data atau editing dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner dengan memperhatikan hal-hal meliputi: kelengkapan pengisian jawaban, kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban, serta kesesuaian antar jawaban. (Suplemen MPS1 Kuantitatif)
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut.
  
b. Pengembangan Variabel
  Yang dimaksud dengan pengembangan variabel ialah spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang diperlukan  sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variable yang sedang diteliti.

c. Koding Data (Pemberian Kode pada data)
Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/ bilangan. Misalnya untuk variabel pekerjaan dilakukan koding 1 = Pegawai Negeri, 2 = Wiraswasta, 3 = Pegawai Swasta dan 4 = Pensiunan. Jenis kelamin: 1 = Pria dan 2 = Wanita, dsb. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saatentry data. Entry data, adalah transfer coding data dari kuisioner ke software.Pengkodean data dilakukan untuk memberikan kode yang spesifik pada respon jawaban responden untuk memudahkan proses pencatatan data.
Pemberian kode pada data adalah menterjemahkan data  kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS?


d. Cek Kesalahan
Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesikan tanpa kesalahan yang serius.

e. Membuat Struktur Data
Peneliti membat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer. Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya? 2)apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3)  bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap?

f. Cek Preanalisa Komputer 
struktur data yang sudah final kemudian dipersiapkan untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan preanalisa komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.


g. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga  dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang.

h. Cleaning Data (Pembersihan data)
Cleaning data adalah proses pengecekan data untuk konsistensi dan treatmen yang hilang, pengecekan konsistensi meliputi pemerikasaan akan data yangout of range, tidak konsisten secara logika, ada nilai-nilai ekstrim, data dengan nilai-nilai tdk terdefinisi, sedangkan treatmen yang hilang adalah  nilai dari suatu variabel yang tidak diketahui dikarenakan jawaban responden yang membingungkan. Untuk mengatasi treatmen yang hilang dapat dilakukan beberapa cara untuk mengatasinya adalah:
·         Substitusi dengan nilai yang netral
·         Jawaban substitusi yang dimasukkan berdasarkan pola  jawaban responden pada pertanyaan-pertanyaan lain
·         Menghilangkan beberapa kasus, responden yang banyak tidak memberikan response di buang dari analisis (bila hanya sedikit/bila jumlahnya banyak dapat dikelompokkan sendiri)
·         Penghapusan sebagian; untuk responden yang mempunyai nilai-nilai missing tidak langsung dibuang tetapi diambil sebagian dan dianalisis untuk bagian yang lengkap nilainya, hasil analisis didasarkan ukuran sampel berbeda bila  ukuran sampel besar, ada sedikit saja yangmissing, variabel-variabelnya tidak terlalu berhubungan

i. Recording Data (Pencatatan Data)
Menurut saya, recording data yaitu proses pengolahan data yang merekam atau mencatat data ke dalam suatu draft atau aplikasi komputer guna memudahkan dalam mengolah data. Maka perlu adanya recording data, yang merupakan bagian dari sesudah tahap coding data (Pengkodean Data),

Referensi :


http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1702
http://www.psend.com/users/jsarwono/bab15.html
Panduan MPS I (Kuantitatif) Semester IV(empat)

Kalo kurang lengkap, cari sendiri yach
Jangan Lupa Sumbernya di Tulis yach, okay 

Tuesday 10 July 2012

Bedah Buku Beginilah Rasulullah Berbisnis Ustad Hepi Andi Bastoni


.:: FREE ::.
Bedah buku " Beginilah Rasulullah Berbisnis " LIVE bersama Ustad Hepi Andi Bastoni

Hati/tanggal : Senin, 30 Juli 2012
Waktu         : 12.20 - 13.00
Tempat       : Masjid As-Salam Kementrian PU (Pekerjaan Umum) Jl. Pattimura 20 Kebayoran Baru, Jakarta
                    Selatan (di belakang masjid agung Al-Azhar)
Fasilitas      : Tersedia stand penjualan buku " Beginilah Rasulullah Berbisnis " seharga Rp 75.000 (pas)
                    (GRATIS 2 buku berjudul: "Wanita Kenapa Takut Berbisnis" dan "M.Natsir Sang Maestro
                    Dakwah")

_Panitia_

Sunday 1 July 2012

Mahasiswa IPB Tuntut Dilibatkan dalam Pilrek

BOGOR - Ratusan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan aksi unjuk rasa di depan Rektorat IPB Bogor. Dalam orasinya, para mahasiswa meminta perwakilan mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan rektor yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan.

Unjuk rasa ini juga diisi dengan aksi teatrikal. Para mahasiswa menutup mulut sebagai bentuk pembungkaman aspirasi.

Selain menuntut dilibatkan dalam pemilihan rektor, para mahasiswa juga menuntut pemilihan rektor harus menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, mahasiswa mendesak pemilihan rektor yang bersih dan transparan, serta menjunjung tinggi kapasitas dan akseptabilitas para calon rektor. 

Setelah melakukan orasi, beberapa perwakilan mahasiswa diterima pihak rektorat.(Endang Gunawan/Sindo TV/rfa)


Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2012/06/29/373/656113/mahasiswa-ipb-tuntut-dilibatkan-dalam-pilrek