Laman

Thursday 9 August 2012

Mursi dan Episode Baru Politik Mesir


Ketika berada di Mesir sekitar 10 tahun lalu, saya menonton film serial ‘Ahlul Kahfi’ produksi Iran (belakangan, TVRI pernah menyiarkan serial ini di bulan Ramadhan). Salah satu adegan di film itu adalah ketika Antonius yang akan digantung dan dibakar hidup-hidup berkata kepada para hadirin, seraya mengutip kata-kata Al-Masih yang mengatakan: “Kebenaran yang takut kalian bisikkan di tengah kegelapan, suatu hari akan kalian teriakkan di atas atap rumah kalian di tengah hari“.

Ismail Haniyyah dan Mursi
Memang begitu adat dunia….
Masih terbayang di mata, betapa kalimat ‘al-Ikhwan al-Muslimin‘ begitu angker terdengar. Bahkan, sekedar mengucapkan kata-kata ini sudah membuat menggigil. Sekedar diduga terkait organisasi ini, sudah cukup menjadi alasan orang dijebloskan ke penjara.
Al-Ikhwan, dulunya sebuah organisasi terlarang,  dicap teroris dan dimusuhi negara, sekarang berbalik menguasai negara.
“Sungguh ajaib penjara-penjara Mesir. Nabi Yusuf a.s dijebloskan ke penjara, lalu beliau keluar dan menjadi penguasa Mesir…. Ada juga Mursi yang dulunya dipenjara, sekarang ia menjadi presiden Mesir…” Demikian kata-kata Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyyah, mengomentari kemenangan Muhammad Mursi Isa al-Ayyath sebagai presiden Mesir terpilih.

Rumah Muhammad Mursi di Desa Adwah, Syarqiyyah, terlihat ucapan selama dari penduduk desa
Pengalaman Mesir sekali lagi membuktikan: kekuasaan di dunia tak abadi… bahwa dunia ini fana… sejarah itu banyak yang palsu dan penuh kebohongan…
Tidakkah penguasa-penguasa zalim itu sadar? Bahwa suatu waktu akan tiba masa buat mereka binasa?
Profil Muhammad Mursi
Muhammad Mursi Isa al-’Ayyath lahir di desa Adwah (Provinsi Syarqiyyah) pada tanggal 20 Agustus 1951 dari keluarga sederhana. Anak tertua dari 7 bersaudara ini memang terkenal cerdas sejak kecil dan hampir seluruh keluarganya adalah penghafal al-Qur’an.
Tahun 1975, beliau menyelesaikan kuliah pada fakultas teknik di Cairo University. Setelah itu, ia langsung mengabdi dalam wajib militer sampai tahun 1976 di kompi pasukan infanteri. Tahun 1978, ia pun menyelesaikan Magister di bidang teknik. Tak puas belajar di dalam negeri, ia pun kembali menimba ilmu di Amerika Serikat dan berhasil meraih gelas Master dan Doktor tahun 1982 dari South California University, khususnya di bidang teknik satelit angkasa. Karena dipandang mumpuni, ia pun diminta mengajar di universtas bergengsi di negeri Paman Sam tersebut.
Di dunia politik, Mursi pertama kali bergabung dengan gerakan al-Ikhwan al-Muslimin pada tahun 1979, sebuah gerakan terlarang yang menjadi underbow beberapa partai oposisi di Mesir.
Tahun 1995 dan 2000, Mursi mencalonkan diri sebagai anggota Parlemen dan terpilih menjadi juru bicara sayap politik al-Ikhwan di DPR Mesir. Tahun 2005 pun, ia kembali terpilih sebagai anggota parlemen dan sempat dinobatkan sebagai anggota parlemen terbaik di dunia pada tahun tersebut.
Aktivitasnya di organisasi terlarang membuatnya harus keluar masuk penjara. Pada tanggal 17 Mei 2006, Mursi dijebloskan ke penjara setelah diadili di Pengadilan Utara Kairo dengan tuduhan ikut demonstrasi menuntut penyelidikan terhadap dua orang hakim agung (Mahmud Makki dan Hisyam Basthawisi) yang diduga terlibat konspirasi memalsukan hasil pemilu tahun 2005 (hasil pemilu Mesir disahkan oleh Mahkamah Agung).  7 bulan kemudian, beliau dibebaskan.

Mursi datang ke Aceh ketika dilanda Tsunami
Setelah pecahnya Revolusi 25 Januari 2011, Mursi kembali ditangkap tanggal 28 Januari 2011 tersebut bersama para aktivis al-Ikhwan lainnya dalam perisitiwa yang disebut ‘jum’at penuh kemarahan’. Pemerintah melarang seluruh anggota al-Ikhwan ikut demonstrasi pada hari Jum’at tersebut dan menangkap para dedengkotnya, termasuk Mursi. Namun, tanggal 30 Januari, mereka kembali dibebaskan.
Terinspirasi dari Revolusi Tunisia, Revolusi 25 Januari berhasil menumbangkan rezim Mubarak yang memerintah lebih dari 33 tahun. Episode politik baru dimulai di Mesir dan timur tengah. Harapan akan tegaknya demokrasi dan berakhirya era otoriter di kawasan Arab dan Afrika Utara tersibak perlahan.
Al-Ikhwan pun membuat sayap politik resmi untuk mengikuti pemilihan umum, yaitu melalui Partai Kemerdekaan dan Keadilan (al-Hurriyyah wa al-’Adalah). Dan Mursi pun resmi dicalonkan sebagai Presiden.
Unggul di putaran pertama tak membuatnya otomatis menjadi presiden. Mursi harus bertarung di putaran kedua menyaingi loyalis Mubarak dan militer, Ahmad Syafiq. Rakyat Mesir sendiri menyebut Syafiq sebagai FULUL (artinya harfiahnya “karat”. Maknanya mereka yang mendukung rezim lama yang sudah karatan).
Begitu mendengar pengumuman kemenangan Mursi, beberapa supir di jalan langsung berhenti dan sujud syukur

Akhirnya, tanggal 24 Juni 2012 yang lalu, beliau resmi menjadi presiden Mesir pertama dari kalangan sipil setelah memenangkan lebih dari 51% suara.
Bagi Indonesia, khususnya Aceh, Mursi memiliki kesan tersendiri. Sebab, rupanya ketika terjadi musibah Tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, Mursi menyempatkan diri datang jauh-jauh dari Mesir ke Aceh untuk mengulurkan bantuan.
Banyak harapan digantungkan pada sosok sederhana ini, baik dari rakyat Mesir sendiri, maupun dari umat Islam di seluruh dunia.

Semoga, rezim bukan berganti rezim, diktator bukan berganti diktator. Mursi harus bisa membuktikan, bahwa politik Islam mampu memimpin dan memberikan kesejahteraan.


Dulunya, gambar di belakang adalah foto presiden. Namun oleh Mursi diganti dengan kaligrafi "ALLAH"
Sumber: http://putramelayu.web.id

No comments:

Post a Comment